Jumat 22 Jun 2018 04:04 WIB

Kim Belajar Tanam Sayur Hingga Kontrol Lalu Lintas Cina

Cina dan Korut mempererat kerja sama ekonomi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un (kedua dari kiri) berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Rabu (20/6). Foto dipublikasikan pada Kamis (21/6). paling kanan adalah istri Kim, Ri Sol Ju.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un (kedua dari kiri) berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Rabu (20/6). Foto dipublikasikan pada Kamis (21/6). paling kanan adalah istri Kim, Ri Sol Ju.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un membahas upaya peningkatan kerja sama strategis antara kedua negara ketika bertemu di Beijing pada Rabu (20/6). Cina diketahui merupakan sekutu utama Korut dalam bidang perdagangan.

"Mereka (Xi dan Kim) bertukar pandangan serius tentang situasi sekarang dan terkini," kata media pemerintah Korut, Korean Central News Agency (KCNA) dalam laporannya.

Sebelum bertemu Xi, Kim terlebih dulu mengunjungi lembaga pertanian yang dikelola Akademi Ilmu Pengetahuan Pertanian Cina. Di tempat itu, Kim dilaporkan mengamati cara atau metode penanaman sayur-sayuran.

Kemudian sebelum bertolak kembali ke Pyongyang, Kim juga mengunjungi pusat kontrol lalu lintas di Beijing. Kim kembali ke Korut pada Rabu sore waktu setempat.

Surat kabar pemerintah Cina, China Daily, dalam editorialnya mengatakan bahwa hubungan antara Cina dan Korut telah memancarkan vitalitas baru seusai kunjungan Kim. China Daily pun menilai kunjungan Kim ke lembaga pertanian dan pusat kontrol lalu lintas menunjukkan bahwa ekonomi merupakan prioritas baginya.

Pada 12 Juni lalu, Kim telah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura. Pertemuan bersejarah itu diselenggarakan untuk membahas denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Seusai pertemuan, Kim menyatakan Korut siap melakukan denuklirisasi secara menyeluruh. Komitmen tersebut sangat diapresiasi oleh Trump. Ia mengatakan hasil pertemuannya dengan Kim sesuai dengan apa yang diharapkan AS.

Korut diketahui telah dijatuhi sanksi berlapis oleh Dewan Keamanan PBB karena mengembangkan program rudal dan nuklirnya. Sanksi tersebut mengakibatkan perekonomian Korut terpuruk karena tak ada pihak atau negara yang melanjutkan bisnisnya dengan Pyongyang. Bahkan Cina, sebagai sekutu utama Korut, perlahan-lahan meninggalkan dan menghentikan kerja sama ekonominya di bawah desakan AS.

Pemerintah AS telah mengatakan sanksi ekonomi terhadap Korut akan tetap diterapkan. Sanksi akan dicabut bila Korut telah sepenuhnya menghancurkan situs-situs pengujian rudal serta nuklirnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement