Selasa 03 Jul 2018 16:40 WIB

KPK Malaysia Tangkap Najib Razak

Najib ditangkap di kediamannya di Langgak Duta pukul 15.00 waktu setempat

Rep: Rizkyan Adhiyuda/ Red: Bilal Ramadhan
Mantan PM Malaysia, Najib Razak
Foto: The Star
Mantan PM Malaysia, Najib Razak

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Mantan perdana menteri Najib Razak ditangkap komisi pemberantasan korupsi Malaysia (MACC). Najib diringkus aparat di kediamannya di Langgak Duta sekitar pukul 15.00 waktu setempat.

Penangkapan Najib juga telah dikonfirmasi oleh MACC. Meski demikian, MACC masih belum mengeluarkan pernyataan terkait penangkapan tersebut. "Tunggu saja pernyataan dari kami," kata seorang sumber seperti diwartakan The Star, Selasa (3/7).

(Baca: Dana 1MDB Dialirkan ke 408 Transaksi dalam 900 Rekening)

Seperti diketahui, Najib Razak menjadi salah satu terduga korupsi dalam tubuh perusahaan investasi 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Skandal tersebut telah merugikan perusahaan berplat merah itu merugi sebesar 14.4 miliar ringgit.

Najib disebut-sebut menerima aliran dana langsung ke rekening pribadinya sebesar 10,5 miliar Ringgit. Aliran dana itu dia dapatkan dari anak perusahaan 1MDB, SRC International.

(Baca: Polri Tangkap Buronan Malaysia di Salon Jakarta Selatan)

Meski demikian, Najib secara konsisten membantah tuduhan tersebut. Dia bersikeras jika dirinya tidak pernah melakukan hal ilegal apapun terkait 1MDB. Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) menduga penyalahgunaan sebesar 4,5 miliar dolar AS dari 1MDB.

Uang tersebut digunakan untuk membeli Dana gelap itu disebut-sebut telah dialirkan guna membeli perhiasan mahal untuk istri Najib, sebuah kapal pesiar mewah hingga lukisan Picasso. Najib mengaku tidak mengetahui sama sekali apalagi melihat kapal persiar yang dimaksud. Begitu juga dengan lukisan Picaso yang diberikan kepada Leonardo DiCaprio sebagai hadiah ulang tahun.

Dia menegaskan, dirinya tidak akan pernah menyetujui sebuah kesepakatan jika mengetahui ada penyalahgunaan dana. Menurutnya, masa jabatan panjang sebagai pejabat publik membuat tuduhan yang dilontarkan terhadap dirinya merupakan hal yang tidak masuk akal.

"Jika saya pejabat tertinggi yang harus memfinalisasi kesekapakatan, saya tidak akan pernah mengizinkan hal itu. Untuk apa sebagai perdana menteri menyetujui penggunaan dana publik untuk membeli kapal dan lukisan?" kilah Najib.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement