Kamis 12 Jul 2018 19:25 WIB

Thailand Pertimbangkan Beri Pelatih Bola Kewarganegaraan

Ek dan tiga bocah yang diselamatkan adalah orang tanpa negara.

Foto tangkapan video menunjukkan tiga anggota sepak bola remaja Thailand yang diselamatkan dari gua di rumah sakit di Mae Sai, Chiang Rai, Rabu (11/7).
Foto: Thailand Government Spokesman Bureau via AP
Foto tangkapan video menunjukkan tiga anggota sepak bola remaja Thailand yang diselamatkan dari gua di rumah sakit di Mae Sai, Chiang Rai, Rabu (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, CHIANG RAI -- Pelatih sepak bola 12 remaja Thailand, yang diselamatkan dari gua terendam pada pekan ini adalah pria rendah hati yang mencintai olah raga dan berharap bisa menjadi warga Thailand. Pelatih bernama Ekkapol Chantawong, biasa dipanggil Ek, menjadi pusat perhatian sebagai satu-satunya orang dewasa di antara 13 yang terjebak di gua di Provinsi Chiang Rai pada 23 Juni.

Semua korban diselamatkan melalui jalur terendam air pada pekan ini. Ek (25 tahun) bersama 12 remaja yang dilatihnya kini berada di rumah sakit sejak diselamatkan dan tidak berbicara kepada umum mengenai masalah tersebut atau bagaimana rombongannya bisa terjebak banjir di gua itu.

"Ek adalah pria rendah hati. Dia mencintai olahraga, bersepeda dan sepak bola sejak muda. Dia adalah pemuda desa yang suka menikmati alam," kata anggota keluarganya, Charoenpol Rattanaweerachon, Kamis (12/7).

Perhatian juga tertuju tentang status Ek di Thailand. Dia adalah anggota dari minoritas Tai Lue, satu dari beberapa kelompok yang selalu berpindah-pindah selama beberapa generasi di kawasan di bagian perbatasan terbuka kawasan selatan Cina, Myanmar, dan Laos, serta utara Thailand.

Banyak di antara orang-orang seperti Ek bernasib tanpa negara. Pejabat kementerian dalam negeri di Bangkok, Weenat Seesuk, mengatakan Ek dan tiga bocah yang diselamatkan adalah orang tanpa negara.

"Mereka bukan warga negara Thailand," kata Weenat kepada Reuters, sambil menambahkan ia sedang memeriksa apakah mereka bisa diberi status kewarganegaraan.

Banyak orang Thailand di media sosial mengatakan anak-anak dan pelatihnya harus menjadi warga negara. "Dia akan senang menjadi seorang warga Thailand," kata Charoenopol.

Ek selama ini punya pekerjaan serabutan dan hidup sederhana. Dia sering tidur di wihara bersama teman-temannya di kota Mae Sai di perbatasan Myanmar, tidak jauh dari kompleks gua.

Chanta Chaichim, salah seorang ibu bocah yang diselamatkan, mengatakan Ek sudah seperti ayah bagi anaknya. "Ek bahkan mencuci baju anak saya setelah pelatihan," kata Chanta.

Baca juga: Anak-Anak 'Wild Boars' Thailand Lambaikan Tangan ke Dunia

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement