Jumat 28 Sep 2018 14:15 WIB

Topan Terkuat Pasifik Diprediksi Landa Jepang

Topan Trami diprediksi berkecepatan 162 km per jam.

Rep: Fergi nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Angin Topan (ilustrasi)
Foto: AP
Angin Topan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Badai besar diprediksi akan menerpa Jepang Jumat (28/9) hingga akhir pekan. Topan Trami diprediksi mengeluarkan angin kencang dan hujan deras dengan hembusan angin rata-rata maksimum 162 kilometer per jam di dekat pusatnya.

Badai yang berpusat di Pasifik, perlahan menuju pulau-pulau Selatan Jepang. "Karena diperkirakan akan melintasi Jepang dengan kecepatan tinggi, kami mendesak warga untuk waspada," ujar anggota Badan meteorologi, Sakiko Nishioka kepada AFP seperti dikutip Channel New Asia, Jumat (28/9).

Topan Trami kini mulai bergerak ke barat laut secara perlahan tetapi diperkirakan akan mengarah ke timur. Badai akan menerpa wilayah yang sangat dekat dengan pulau Okinawa dan Amami pada Sabtu. "Harap waspada terhadap angin kencang, gelombang tinggi dan hujan lebat," katanya.

Setelah menumpahkan hujan besar di pulau-pulau terpencil di Jepang, topan  Trami diperkirakan akan menambah kecepatannya dan mendekati Jepang bagian barat pada Ahad (30/9) dengan kekuatan angin yang paling kuat.

Monitor gambar dari Stasiun Luar Angkasa Internasional yang diposting di Twitter oleh astronaut Alexander Gers menunjukkan mata besar Topan Trami seolah-olah menarik steker raksasa planet ini.

Sementara, dua maskapai utama Jepang JAL dan ANA mulai membatalkan beberapa penerbangan domestik. Jika ramalan itu benar, badai itu akan menjadi badai terbaru dalam serangkaian peristiwa alam yang ekstrim melanda Jepang.

Padahal, bagian barat Jepang masih belum pulih dari topan paling kuat untuk menyerang negara itu dalam seperempat abad, yang menewaskan 11 jiwa dan menutup bandara regional utama pada awal September.

Rekaman mematikan hujan juga menghantam Jepang bagian barat awal tahun ini. Jepang juga tercatat mengalami salah satu musim panas terpanas. September, gempa berkekuatan 6,6 mengguncang pulau utara Hokkaido, memicu tanah longsor dan menyebabkan lebih dari 40 orang tewas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement