Kamis 04 Oct 2018 19:13 WIB

Mahathir Minta ASEAN Bantu Penanganan Dampak Tsunami Palu

Setengah dari bencana di dunia terjadi di Asia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad
Foto: The Star
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad meminta the ASEAN Committee on Disaster Management (ACDM) berperan aktif membantu Indonesia menangani situasi pascabencana tsunami yang melanda Donggala, Palu, dan Sigi di Sulawesi Tengah (Sulteng). Ia menilai ACDM dapat memiliki peran besar dan mengoordinasi dan memperluas bantuan serta dukungan kepada Indonesia.

Mahathir mengatakan hatinya tersayat melihat dampak gempa dan tsunami yang terjadi di Sulteng. “Sebagai tetangga, kita tidak ingin duduk dan hanya menonton dari pinggir. Tapi mencoba membantu tanpa koordinasi yang tepat dan perencanaan strategis akan menyebabkan situasi lebih kacau,” katanya pada Kamis (4/10), dikutip laman the Straits Times.

Oleh sebab itu, dalam situasi demikian, kehadiran ACDM dapat membentu Indonesia. “ACDM memiliki peran besar untuk dimainkan,” ujar Mahathir pada pembukaan pertemuan ke-33 ACDM dan Pertemuan Menteri ASEAN ke-6 tentang Penaggulangan Bencana.

Dalam pertemuan itu turut hadir Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail, Sekjen ASEAN Kim Jock Hoi, dan Direktur Jenderal Badan Nasional Penanggulangan Bencana Malaysia (NADMA) Datuk Mohtar Mohd Abd Rahman,

Mahathir menyatakan keyakinannya bahwa setiap negara anggota ACDM akan memberikan bantuan kepada Indonesia melalui badan penanganan bencana mereka masing-masing. “Bersama-sama, saya yakin kami dapat membantu tetangga kami untuk meringankan bebannya,” kata Mahathir.

Ia mengatakan, NADMA telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan siap menyebarkan tim pencarian dan penyelamatan ke Sulteng. Malaysia pun akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada Indonesia. Penyerahan bantuan sebesar 1 juta ringgit kepada Dana Bantuan Sulawesi dilakuka di sela-sela acara tersebut.

Mahathir menjelaskan, setengah dari bencana di dunia terjadi di Asia. Artinya, kawasan itu menjadi daerah paling rawan bencana di dunia. Ia memaparkan data global tentang bencana-bencana di dunia. Antara 2000 hingga 2017, wilayah Asia Pasifik menyumbang 45 persen dari bencana global, 60 persen dari kematian akibat bencana global, dan 85 persen dari orang-orang yang terkena dampak bencana global.

“Komitmen kuat ASEAN untuk mengurangi dampak bencana harus tercermin dalam respons bersama terhadap keadaan darurat bencana, selain dari bekerja untuk menjadi pemimpin dunia dalam manajemen bencana,” kata Mahathir.

Gempa dan tsunami di Sulteng terjadi pada Jumat pada pekan lalu. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, korban tewas akibat bencana tersebut telah melewati 1.400 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement