Kamis 11 Oct 2018 14:17 WIB

Taiwan akan Tingkatkan Keamanan Hadapi Cina

Tekanan dari Cina dinilai menantang stabilitas perdamaian di Selat Taiwan.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Peta Taiwan.
Foto: Chinamaps.info/ca
Peta Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berjanji pada Rabu (10/10) untuk meningkatkan keamanan nasional. Ia mengatakan pemerintahnya tidak akan tunduk pada penindasan Cina yang meningkatkan tekanan untuk menegaskan kedaulatannya atas Taiwan.

Pernyataan Tsai disampaikan menjelang pemilihan daerah pada akhir November nanti. Pemilu ini dinilai sebagai penunjuk bagi kinerja partai yang berkuasa dalam pemilihan presiden 2020.

"Pada saat ini, intimidasi dan tekanan diplomatik Cina tidak hanya menyakiti hubungan antara kedua belah pihak, tetapi juga secara serius menantang stabilitas damai di Selat Taiwan," katanya dalam pidato Hari Nasional di Taipei.

Ia mengatakan Taiwan akan meningkatkan anggaran pertahanannya setiap tahun untuk  mempertahankan kedaulatannya. Taiwan akan meningkatkan kemampuan militer dan swasembada, termasuk melanjutkan pembangunan domestik pesawat pelatihan lanjutan dan kapal selam.

Cina, telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik di Taipei. Hal itu menimbulkan kesulitan bagi presiden dan Partai Democratic Progressive yang condong ke arah kemerdekaan.

Tiga mantan sekutu Taiwan - El Salvador, Burkina Faso dan Republik Dominika - mengalihkan dukungan mereka ke Beijing tahun ini. Militer Cina telah meningkatkan latihan pengepungan di sekitar Taiwan, yang disebut Taipei sebagai intimidasi.

"Taiwan harus bekerja dengan negara lain untuk membangun koalisi dalam membela demokrasi. Taiwan berterima kasih kepada Parlemen Eropa dan Amerika Serikat (AS) atas dukungan mereka," kata Tsai.

Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan suku cadang untuk pesawat tempur F-16 dan pesawat militer lainnya senilai 330 juta dolar AS ke Taiwan bulan lalu. Tindakan itu menurut Cina membahayakan kerja sama Cina-AS.

Cina selalu menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Cina secara teratur menyebut Taiwan sebagai isu paling sensitif dalam hubungannya dengan AS.

Hubungan dengan Beijing semakin memburuk sejak Tsai menjabat pada 2016. Cina curiga Tsai ingin mendorong kemerdekaan resmi. Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan Cina, mengatakan kemerdekaan Taiwan "ditakdirkan gagal".

"Penuh dengan kekeliruan separatis 'dua Cina' dan pemikiran konfrontatif, pidato itu mengekspos niat jahat untuk menahan daratan dengan bantuan pasukan anti-Cina di Barat," kata Ma dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam.

Tsai telah berulang kali mempertahankan status quo sejak berkuasa. Pada Rabu, dia menyerukan upaya berbagai bangsa untuk melawan beberapa jenis infiltrasi, seperti sirkulasi berita palsu oleh negara-negara tertentu.

"Saya ingin berjanji kepada semua orang bahwa kita tidak akan terburu-buru meningkatkan perlawanan, tetapi kami tidak akan menyerah," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement