Senin 22 Oct 2018 20:02 WIB

Kim Jong-un Borong Barang Mewah dari Cina

Pembelian barang-barang impor Korut dinilai melanggar sanksi PBB.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un
Foto: AP
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara membeli barang mewah senilai 640 juta dolar AS dari Cina pada tahun lalu. Anggota parlemen Korea Selatan Yoon Sang-hyun mengatakan pembelian barang-barang impor itu telah melanggar sanksi PBB kepada Korut atas pengembangan misil dan senjata nuklir yang mereka lakukan.

"Kim Jong-un telah membeli barang-barang mewah dari Cina dan beberapa tempat lainnya, barang-barang seperti kapal amfibi, instrumen musik yang mahal, televisi berkualitas tinggi, mobil sedan, minuman keras, jam tangan, dan baju dari bulu tidak hanya untuk keluarganya tapi juga hadiah untuk para pejabat yang menopang rezimnya," kata Yoon, yang berasal dari partai oposisi pemerintah Korsel, Senin (22/10).

Amerika Serikat (AS) telah mendorong sanksi yang lebih ketat kepada Korut dalam kampanye 'tekanan maksimal'. Kampanye itu ditunjukan agar Korut berkenan menegosiasikan program nuklir mereka.

Tapi kampanye itu sudah kehilangan kekuatannya setelah Korut menunda program uji coba nuklir dan misil mereka. Pemimpin Korut Kim Jong-un juga sudah berjanji akan melanjutkan langkah menuju denuklirisasi setelah pertemuannya dengan AS pada bulan Juli lalu. Sekutu Korut, yakni Cina dan Rusia pun sudah meminta sanksi tersebut diringankan. 

Menurut Yoon, hal itu membuat Kim Jong-un berhasil mencapai tujuannya. "Dengan berkembangnya celah ini, Kim bisa semakin mendekati tujuannya yakin menghilangkan sanksi tanpa menyerahkan senjata nuklir," kata Yoon.

Yoon yakin Korut sudah menghabiskan 640 juta dolar AS untuk membeli barang mewah dari Cina. Negeri Tirai Bambu tidak merilis jumlah tarif bea impor barang-barang mewah tersebut. Yoon mengumpulkan data berdasarkan daftar barang yang dibuat oleh pemerintah Korsel sesuai dengan resolusi PBB tahun 2009.

Bea Cukai Cina tidak memberikan komentar tentang hal ini. Pemerintah Cina mengatakan mereka tunduk terhadap sanksi internasional yang diberikan kepada Korut. Yoon mengatakan pada 2017 perdagangan barang mewah turun sejak tahun 2014.

Di mana pada tahun tersebut puncaknya barang mewah masuk ke Korut. Pada 2013, ditaksir Korut membeli barang mewah sebesar 800 juta dolar AS. Pada 2017 pembelian barang mewah turun sebesar 3,8 persen dari 2016 saat Korut membeli barang mewah senilai 666,4 juta dolar AS.

Barang mewah terhitung hanya sebesar 17,8 persen dari total keseluruhan impor Korut dari Cina. Yoon mengatakan total impor Korut dari Cina tahun 2017 sebesar 3,7 juta dolar AS.

Barang elektronik seperti televisi berkualitas tinggi setengah dari total transaksi yang sebesar 340 dolar AS. Di susul pembelian mobil senilai 204 juta dolar AS dan minuman keras dengan nilai 35 juta dolar AS.

Pada akhir bulan lalu Bea Cukai Cina mengatakan perdagangan Cina dengan Korut dari Januari sampai Agustus tahun ini turun sampai 57,8 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,51 miliar dolar AS. Yoon mengungkapkan Korut telah membelanjakan 4 miliar dolar AS ke Cina sejak Kim Jong-un berkuasa pada tahun 2011.

Yoon menuduh Cina melonggarkan sanksi PBB kepada Korut. Ia juga mengkritik pemerintah Korsel yang meminta PBB dan AS mencabut sanksi mereka agar bisa memulai kembali kerjasama antar-Korea.

Korsel dan AS sempat berselisih paham soal pencabutan sanksi ini. Salah satu pejabat senior Korsel mengatakan Korsel dan AS sudah berada di jalur yang sama meski akan ada kemungkinan ada perbedaan dalam prosedural.

Akhir pekan lalu, Singapura menuduh seorang warga Korut dan tiga perusahaan telah memasok barang-barang mewah ke Korut. Tuduhan ini melibatkan ratusan parfum, anggur, dan jam tangan senilai ratusan dolar AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement