Ahad 04 Nov 2018 20:33 WIB

Mesir Tewaskan 19 Milisi di Provinsi Minya

Para milisi diduga bertanggung jawab atas serangan ke warga Krisitiani.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Mesir berpatroli.
Foto: AP
Tentara Mesir berpatroli.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pasukan Mesir menewaskan 19 anggota teroris yang diduga bertanggungjawab atas serangan terhadap warga Kristiani di Provinsi Minya, pada Jumat (3/10) kemarin. Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan kemungkinan ada tujuh orang yang tewas atas serangan tersebut.

Pasukan Mesir berhasil mengalahkan para teroris dalam baku tembak yang terjadi di pegunungan di sebelah barat gurun Minya. Pemerintah Mesir belum memberikan keterangan detail tentang baku tembak tersebut.

"Wilayah tersebut sudah digerebek dan ketika sudah dikepung para anggota teroris menembaki pasukan keamanan, yang mengharuskan mereka untuk membalas sumber tembakan," kata pernyataan pemerintahan Mesir, Ahad (4/11).

Baca juga, Paus Fransisku Kecam Pengeboman di Gereja Mesir.

Belum diketahui kapan dan di mana tepatnya baku tembak tersebut berlangsung. Pemerintah Mesir juga tidak menyebutkan ada korban tewas atau terluka dari pihak pasukan keamanan mereka.

ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangan terhadap dua bus yang bergerak di dekat Biara Santa Samuel, yang terletak 260 kilometer dari Kairo. Sampai saat ini baru diketahui ada enam orang yang tewas atas serangan tersebut.

ISIS tidak menunjukan bukti yang mendukung klaim tersebut. Minoritas Kristen di Mesir sudah berkali-kali menjadi sasaran serangan.

Pemerintah Mesir mengatakan para tersangka melarikan diri dari pasukan keamanan ketika badan intelijen nasional berhasil mengidentifikasi lokasi mereka. Pasukan keamanan menemukan berbagai senjata laras panjang baik otomatis maupun semi-otomatis.

Pasukan keamaan juga menemukan shot guns dan amunisinya. Pada Desember tahun lalu seorang laki-laki bersenjata juga menyerang gereja dan toko yang dimiliki salah seorang warga Kristen di sekitar Kairo.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement