Jumat 23 Nov 2018 17:59 WIB

UNHCR Desak Myanmar Ciptakan Kondusivitas untuk Rohingya

Lebih dari 700 ribu pengungsi Rohingya berada di Bangladesh

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah warga Rohingya menunggu di truk Polisi Myanmar untuk dibawa kembali menuju penampungan sementara yang didirika pemerintah di Desa ManSi dekat Sittwe, Negara Bagian Rakhinne, Myanmar, Rabu (21/11).
Foto: Nyunt Win/EPA EFE
Sejumlah warga Rohingya menunggu di truk Polisi Myanmar untuk dibawa kembali menuju penampungan sementara yang didirika pemerintah di Desa ManSi dekat Sittwe, Negara Bagian Rakhinne, Myanmar, Rabu (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menyerukan Myanmar menciptakan kondisi yang kondusif untuk kepulangan pengungsi Rohingya. UNHCR  juga meminta Myanmar mengatasi akar penyebab terjadinya gelombang pengungsi. 

"Tanggung jawab menciptakan kondisi yang kondusif untuk kembali secara sukarela (bagi pengungsi) berada di Myanmar," kata UNHCR dalam sebuah pernyataan pada Jumat (23/11), dikutip laman resmi UNHCR. 

UNHCR menyambut komitmen Myanmar dan langkah-langkah yang diambilnya dalam menerima kepulangan para pengungsi Rohingya dari Bangladesh. 

"Penting bagi Myanmar menunjukkan kemajuan konkret terhadap kepastian kebebasan bergerak, akses ke layanan, dan peluang mata pencaharian," katanya. 

Menurut UNHCR, langkah-langkah tersebut penting dilakukan Myanmar guna membangun kepercayaan para pengungsi Rohingya bahwa kondisi di tempat asalnya telah sepenuhnya berubah. Hal itu dapat menjadi pertimbangan bagi para pengungsi untuk kembali secara sukarela. 

UNHCR beranggapan kemajuan dalam proses repatriasi dapat dimulai dengan membiarkan pengungsi Rohingya melakukan kunjungan langsung ke tempat asalnya. 

"Ini akan memungkinkan para pengungsi untuk membuat penilaian independen terhadap kondisi di negara bagian Rakhine dan menyampaikan informasi kepada pengungsi lain di Bangladesh," kata UNHCR. 

UNHCR juga menyatakan apresiasi kepada Bangladesh karena telah bersedia menampung ratusan ribu pengungsi Rohingya. UNHCR menyatakan penghargaannya yang dalam dan solidaritas dengan Bangladesh atas kemurahan hatinya dalam terus menjadi tuan rumah serta mendukung hampir satu juta pengungsi Rohingya di wilayahnya.

Sebelumnya Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mendesak Bangladesh menghentikan repatriasi lebih dari 2.200 pengungsi Rohingya. Menurutnya, pemulangan mereka ke Myanmar belum dilakukan atas dasar sukarela.

“Pengungsi (Rohingya) telah berulang kali menyatakan mereka tidak ingin kembali dalam kondisi saat ini. Beberapa keluarga pengungsi yang tampaknya terdaftar untuk kembali dipimpin perempuan atau anak-anak,” kata Bachelet. 

Ia menyerukan kepada Myanmar menunjukkan keseriusan dalam menciptakan kondisi yang aman dan kondusif bagi para pengungsi Rohingya untuk kembali. Hal itu termasuk dengan tidak memperlakukan mereka secara diskriminatif.

Lebih dari 700 ribu pengungsi Rohingya yang kini berada di Bangladesh. Mereka mulai melarikan diri pada Agustus tahun lalu, yakni ketika militer Myanmar menggelar operasi pemburuan terhadap milisi Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) di negara bagian Rakhine.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement