Rabu 02 Jan 2019 21:24 WIB

BMKG: Retakan Baru Anak Krakatau Masih Perlu Dikaji

Ada celah krakatau yang masih terus mengepul.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Warga mendayung sampan dengan latar belakang erupsi Gunung Anak Krakatau di Pelabuhan Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Lampung, Selasa (1/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warga mendayung sampan dengan latar belakang erupsi Gunung Anak Krakatau di Pelabuhan Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Lampung, Selasa (1/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, retakan baru di badan Gunung Anak Krakatau masih perlu dikaji.

Kepala Bagian Humas BMKG NAkhmad Taufan Maulana mengatakan, kajian ini akan melibatkan Badan Geologi. "Kami terus bersinergi dengan lembaga Badan Geologi," ujarnya, Rabu (2/1). BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi-potensi yang mungkin masih terjadi.

Baca juga,  BMKG Pastikan Longsor Gunung Anak Krakatau Sebabkan Tsunami.

Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, retakan muncul setelah gunung mengalami penyusutan dari sebelumnya 338 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadi hanya 110 mdpl.

Hal itu disampaikan Dwikorita di Posko Terpadu Tsunami Selat Sunda, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Selasa (1/1).

"Pantauan terbaru kami lewat udara, gunung sudah landai, asap mengepul dari bawah air laut. Tapi di badan gunung yang tersisa di permukaan, ada celah yang mengepul terus mengeluarkan asap, celah itu pastinya dalam, bukan celah biasa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement