Selasa 15 Jan 2019 02:50 WIB

Polusi Asap Ancam Seluruh Asia

Pemerintah India telah mengumumkan program lima tahun untuk mengurangi polusi udara

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Nidia Zuraya
Kabut asap polusi di Beijing, Cina
Foto: AP
Kabut asap polusi di Beijing, Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Tingkat ketebalan kabut asap yang diperparah oleh cuaca mengancam negara-negara di kawasan Asia. Thailand menjadi salah satu negara Asia yang terkena dampak kabut asap tersebut.

Bahkan pemerintah Thailand membagikan masker wajah dan bersiap-siap untuk menurunkan hujan buatan untuk membersihkan udara dari polutan. Sebab sudah beberapa hari terakhir kualitas udara di Thailand terkontaminasi oleh debu konstruksi, asap knalpot, dan polusi lainnya.

“Saya akui ini adalah solusi sementara tetapi kami harus melakukannya. Langkah-langkah jangka panjang lainnya juga akan diterapkan,” kata Jenderal Polisi Aswin Kwanmuang, seperti dikutip dari AP, Senin (14/1)

Beberapa langkah yang telah dilakukan pemerintah setempat diantaranya membagikan 10 ribu masker wajah, dan membantu menyemprotkan air untuk membersihkan debu. Departemen Pengendalian Pencemaran Thailand mengatakan bahwa partikel debu tersebut dapat berbahaya menyumbat paru-paru, yang disebabkan oleh emisi mesin diesel.

Selain itu departemen penerbangan setempat mengatakan sedang bersiap untuk mengerahkan dua pesawat untuk penyemaian awan antara Selasa dan Jumat. Mereka menganggap masalah polusi udara Thailand cenderung bertambah dan berkurang bergantung pada musim.

Seperti di sebagian besar wilayah Asia lainnya, pembakaran ladang setelah panen dapat menyebabkan kabut asap yang parah pada waktu-waktu tertentu dalam setahun.

"Ketika saya keluar, saya sakit tenggorokan dan saya tidak bisa melihat dengan jelas saya khawatir udara yang tercemar masuk ke paru-paru saya sehingga saya harus melindungi diri saya sendiri," ujar seorang ibu rumah tangga yang tinggal di luar Bangkok Oranart Phongpreecha (55 tahun).

Sementara itu Kepala Departemen Pengendalian Pencemaran Thailand, Pralong Dumrongthai, mengatakan solusi jangka panjang dari permasalahan tersebut yaitu beralih ke penggunaan kendaraan listrik dan bensin berkualitas lebih baik. Dia mengatakan pola cuaca menunjukkan bahwa Bangkok mungkin terjebak dengan udara buruk hingga tiga bulan.

"Saya meminta pemahaman publik ketika kendaraan anda diperiksa, terutama yang mengeluarkan asap hitam atau truk besar, kami membutuhkan kerja sama Anda," katanya.

Persoalan polusi juga terjadi di India. Pemerintah India telah mengumumkan program lima tahun untuk mengurangi polusi udara hingga 30 persen dari level 2017 di 102 kota yang terkena dampak terburuk di negara itu.

Sasaran utama termasuk mengurangi pembakaran limbah lapangan, kayu bakar dan arang, membersihkan tenaga panas dan emisi mobil dan sangat mencemari produksi batu bata dan mengendalikan debu dari konstruksi.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement