Kamis 17 Jan 2019 19:07 WIB

Kim Jong-un akan Kunjungi Vietnam, Ada Apa?

Hanoi dan Danang dianggap lokasi yang pas untuk pertemuan kedua Kim dan Trump.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Budi Raharjo
Presiden AS, Donald Trump bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS, Donald Trump bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam sedang bersiap untuk menerima kunjungan kenegaraan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Sebelumnya, para pejabat dan diplomat Vietnam mengatakan negara itu telah menyatakan keinginan untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak kedua antara Kim dan Presiden AS Donald Trump.

Sebuah sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan Kim akan melakukan perjalanan ke Vietnam dalam kunjungan kenegaraan resmi setelah tahun baru Cina pada 4-8 Februari. Sumber lainnya mengkonfirmasi kunjungan Kim, tetapi tidak memberikan tanggal pasti.

AS dan Korut telah mengadakan pembicaraan tingkat tinggi di Washington pekan ini untuk membahas pertemuan kedua antara Trump dan Kim. Mereka tengah mencari kesepakatan sementara untuk merevitalisasi pembicaraan mengenai nuklir.

Vietnam yang dikuasai komunis, yang memiliki hubungan baik dengan AS dan Korut, telah secara luas disebut-sebut sebagai tempat yang paling mungkin untuk pertemuan kedua antara Kim dan Trump. Negara Asia Tenggara itu ingin menjadi tuan rumah pertemuan Kim dan Trump untuk menunjukkan hubungan normalnya dengan AS, musuh selama Perang Vietnam, menurut seorang pejabat Pemerintah Vietnam dan dua sumber diplomatik.

Sumber dari Vietnam tidak mengonfirmasi apakah kunjungan kenegaraan Kim akan digabungkan dengan KTT kedua AS-Korut. Media sangat disensor di Vietnam dan Partai Komunis yang berkuasa telah memberlakukan kontrol ketat pada penyebaran informasi.

Kementerian Luar Negeri Vietnam tidak menanggapi permintaan dari Reuters untuk memberikan komentar. Seorang juru bicara Kedutaan Besar AS di Hanoi juga mengatakan kedutaan tidak memiliki pengumuman apa pun mengenai lokasi pertemuan puncak Kim dan Trump.

Para pejabat tinggi Korut termasuk mantan kepala mata-mata Kim Yong-chol, terlihat di bandara Beijing pada Kamis (17/1). Ia diyakini akan menuju ke AS untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan kemungkinan dengan Trump.

Hanoi dan Kota Danang di Vietnam dianggap sebagai lokasi yang memungkinkan untuk pertemuan puncak kedua antara Kim dan Trump. Seorang pejabat senior yang berbasis di Danang mengatakan kota itu tidak diminta untuk menjadi tuan rumah. Namun Danang telah menerima instruksi untuk mempersiapkan kemungkinan kunjungan "A1", merujuk pada seorang pemimpin asing terkemuka.

Seorang pejabat senior Korea Selatan (Korsel) sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa AS memiliki berbagai pilihan lokasi, yang akan diputuskan setelah berkonsultasi dengan Korut. Sementara seorang pejabat lain mengatakan Vietnam hanyalah salah satu negara yang ingin menjadi tuan rumah.

Vietnam yang mengubah dirinya menjadi salah satu ekonomi yang tumbuh paling cepat di Asia, telah mengembangkan hubungan strategis yang erat dengan Washington. Pada 2016, Washington mengakhiri embargo senjata selama puluhan tahun terhadap Vietnam. Tahun lalu sebuah kapal induk AS mengunjungi Vietnam untuk pertama kalinya sejak akhir Perang Vietnam.

Ekspor Vietnam ke AS, pasar ekspor terbesarnya, naik 14,3 persen tahun lalu menjadi 47,53 miliar dolar AS, terhitung hampir 20 persen dari total ekspor Vietnam. Le Dang Doanh, seorang ekonom Vietnam dan mantan penasihat pemerintah, mengatakan Korut dapat belajar dari pengalaman Vietnam dalam membangun hubungan dengan AS.

"Mereka banyak bertanya tentang bagaimana Vietnam dapat menormalkan hubungan dengan Amerika Serikat setelah kehilangan begitu banyak nyawa selama perang," kata Doanh. "Saya bilang pada mereka bahwa kita tidak pernah melupakan masa lalu, tetapi kita juga melihat ke masa depan," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement