Jumat 08 Feb 2019 06:00 WIB

Gajah Tertua di Asia Mati pada Usia 88 Tahun

Semasa hidupnya , Daksayani mengalami berbagai macam ritual.

Rep: Rahayu subekti./ Red: Muhammad Hafil
Dakshayani difoto pada 2016 lalu.
Foto: BBC
Dakshayani difoto pada 2016 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Gajah yang dianggap tertua di Asia, Dakshayani meninggal di penangkaran yang berada di Kerala, India. Dikutip dari BBC,  Kamis (7/2), dokter hewan yang merawat Dakshayani di penangkaran mengungkapkan gajah tersebut mati pada usia 88 tahun.

Mati pada usia tersebut, Dakshayani memiliki gelar nenek gajah atau Gaja Mutassi. Selama hidupnya, Dakshayani juga mengikuti dalam ritual dan prosesi Kuil Mahallva Chengalloor di negara bagian selatan Kerala.

Sebelum kematiannya pada Selasa (5/2), gajah tersebut sudah berhenti makan. Penjaga juga mulai memberi makan nanas dan wortelnya dalam beberapa tahun terakhir setelah Dakshayani mulai kesulitan bergerak.

Pengelola kuil mengatakan gajah tersebut menjadi tertua di Asia. Hanya saja, di Guinness World Record saat ini masih menobatkan Lin Wang sebagai gajah tertua yang untuk gajah.

Lin Wang juga mati di kebun binatang yang ada di Taiwan pada 2003 dengan usia 86 tahun. Sebelum mati, Lin Wang bahkan melakukan beberapa prosesi dan bertugas bersama Angkatan Darat Inggris. Saat ini, India memiliki lebih dari 2.400 gajah di penangkaran.

Dewan Travancore Devaswom selaku pemilik Dakshayani mengatakan gajahnya itu diperlakukan dengan baik sebelum meninggal. “Karena berbagai kendala praktis, kami tidak bisa membiarkannya lepas, tetapi sebaliknya memastikan bahwa ia memiliki lebih dari cukup ruang untuk bergerak,” kata Devaswom.

Namun para konservasionis mengatakan banyak gajah menderita dalam kondisi yang buruk. Kelompok Action for Elephants yang berbasis di Inggris mengatakan sekitar 800 gajah ditahan di kuil-kuil India, khususnya di negara bagian Kerala dan hidup dalam kondisi buruk.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement