Jumat 01 Mar 2019 15:11 WIB

Diburu India, Pemimpin JeM Sedang Sakit

JeM dianggap bertanggung jawab atas serangan terhadap

Rep: Rossi Handayani/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang perempuan di Mumbai, India menawarkan permen ke aparat kepolisian sebagai bentuk perayaan terhadap laporan dijatuhkannya hulu ledak dari pesawat India di daerah teritorial Pakistan, Selasa (26/2).
Foto: AP
Seorang perempuan di Mumbai, India menawarkan permen ke aparat kepolisian sebagai bentuk perayaan terhadap laporan dijatuhkannya hulu ledak dari pesawat India di daerah teritorial Pakistan, Selasa (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mehmood Qureshi mengonfirmasi kepala Jaish-e-Mohammed (JeM), Masood Azhar berada di negara itu. Qureshi mengatakan, kondisi Masood Azhar saat ini tidak sehat, bahkan tidak bisa meninggalkan rumahnya.

"Menurut informasi saya, ia sangat tidak sehat. Dia tidak sehat sampai-sampai ia tidak bisa meninggalkan rumahnya, karena dia benar-benar tidak sehat," kata Qureshi, dilansir dari laman India Today, Jumat (1/3).

Baca Juga

Perkembangan itu terjadi pada saat tekanan diplomatik meningkat di Pakistan atas kelompok-kelompok teror yang beroperasi di wilayahnya. India dan Amerika Serikat telah mengkritik Pakistan karena melindungi Azhar.

Organisasi teror Jaish telah melakukan beberapa serangan terhadap India dalam lebih dari dua dekade. Serangan tersebut termasuk pengeboman bunuh diri belum lama ini di Pulwama yang merenggut nyawa 40 tentara India.

Qureshi juga mengatakan Pakistan siap untuk mengambil tindakan terhadap Azhar jika ada bukti yang dapat tepat untuk diserahkan ke pengadilan.

"Jika mereka (India) memiliki bukti kuat dan tidak dapat dicabut yang dapat diterima oleh pengadilan Pakistan, bagikan dengan kami sehingga kami dapat meyakinkan orang-orang dan kami dapat meyakinkan pengadilan independen Pakistan," katanya.

Qureshi melanjutkan, pembebasan pilot Angkatan Udara India, Abhinandan Varthaman yang ditangkap merupakan isyarat perdamaian. Tindakan ini harus dilihat sebagai keinginan Pakistan untuk mengurangi ketegangan antara New Delhi, dan Islamabad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement