Kamis 14 Mar 2019 13:33 WIB

AS Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di India

India dan AS perkuat kerja sama keamanan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Petugas berdiri di gerbang Kakrapar Atomic Power Station di Gujarat pada 11 Maret 2016. Reaktor nuklir India dimatikan setelah mengalami kebocoran.
Foto: SAM PANTHAKY / AFP
Petugas berdiri di gerbang Kakrapar Atomic Power Station di Gujarat pada 11 Maret 2016. Reaktor nuklir India dimatikan setelah mengalami kebocoran.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- India dan Amerika Serikat (AS) sepakat memperkuat kerja sama keamanan dan nuklir sipil. AS juga akan membangun enam pembangkit listrik tenaga nuklir di negara tersebut.

Kesepakatan itu muncul setelah Menteri Luar Negeri India Vijay Gokhale dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Andrea Thompson melakukan pembicaraan selama dua hari di Washington. Dalam diskusinya mereka turut membahas perihal kontrol senjata dan keamanan internasional.

Baca Juga

"Mereka berkomitmen untuk memperkuat keamanan bilateral dan kerja sama nuklir sipil, termasuk pembangunan enam pembangkit listrik tenaga nuklir AS di India," kata kedua negara dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Rabu (13/3).

Dalam keterangannya, AS dan India tak memerinci tentang proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut. Kedua negara memang telah membahas pasokan reaktor nuklir selama lebih dari satu dekade.

Namun hal itu urung terealisasi karena terbentur peraturan, terutama terkait perlunya membawa aturan pertanggungjawaban India sejalan dengan norma-norma internasional.

Westinghouse yang bermarkas di Pittsburg telah bernegosiasi untuk membangun reaktor nuklir di India selama bertahun-tahun, tapi kemajuannya lambat. Sebagian karena undang-undang pertanggungjawaban nuklir India.

India diketahui berencana melipatgandakan kapasitas nuklirnya pada 2024. Tujuannya adalah untuk melepaskan negara itu dari polusi bahan bakar fosil. Oktober tahun lalu, India dan Rusia menandatangani pakta untuk membangun enam reaktor nuklir di beberapa lokasi di India.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement