Jumat 15 Mar 2019 16:15 WIB

Teroris Masjid Christchurch Balas Dendam untuk Orang Eropa

Awalnya, Selandia Baru bukan pilihan pertama Tarrant untuk melakukan aksinya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Gambar yang diambil dari video terduga pelaku penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).
Foto:
Polisi menjauhkan orang-orang setelah penembakan yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di Masjid Al Noor di Deans Avenue di Christchurch, Selandia Baru, (15/3 2019).

Awalnya, Selandia Baru bukan pilihan pertama Tarrant untuk melakukan aksinya. Namun dia berubah pikiran dan menggambarkan Selandia Baru sebagai negara yang asri seperti negara-negara Barat lainnya. Selain itu, dia juga ingin menunjukkan tidak ada tempat yang aman di dunia ini.

"Serangan di Selandia Baru akan memusatkan perhatian pada kebenaran serangan terhadap peradaban kita, tidak ada tempat di dunia ini yang aman. Bahkan daerah-daerah terpencil di dunia tidak ada lagi tempat yang aman dan bebas dari imigran," ujar Tarrant.

Tarrant mengaku tidak menyesal melakukan tindakan tersebut. Bahkan, dia berharap bisa membunuh lebih banyak imigran.

"Kita berurusan dengan penjajah di dalam tanah kita dan penjajah yang berusaha memasuki tanah kita. Kita harus mendeportasi para penjajah yang sudah tinggal di tanah kita. Ini bukan hanya masalah kemakmuran, tetapi juga kelangsungan hidup rakyat kami," ujar Tarrant.

Perdana Menteri Australia Scott Morisson membenarkan salah satu dari empat orang yang ditahan berasal dari Australia. Morisson menyebut pelaku sebagai seorang teroris ekstrem yang kejam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement