Rabu 20 Mar 2019 12:36 WIB

Penyintas Sebut Lihat Pria Mirip Penembak Pekan Sebelumnya

Pria yang mirip pelaku penembakan Christchurch itu mengunjungi dua lokasi masjid.

 Anggota masyarakat yang berduka duduk di tepi jalan setelah penembakan yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di Masjid Al Noor di Deans Avenue di Christchurch, Selandia Baru, (15/3 2019).
Foto: EPA-EFE/Martin Hunter
Anggota masyarakat yang berduka duduk di tepi jalan setelah penembakan yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di Masjid Al Noor di Deans Avenue di Christchurch, Selandia Baru, (15/3 2019).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Seorang pria yang selamat dari pembantaian di Masjid Al-Noor di Deans Ave, Christchurch mengaku melihat lelaki yang mirip pelaku penembakan di luar masjid sepekan sebelum tragedi itu.

"Saya melihatnya satu pekan sebelumnya sedang berjalan di trotoar di luar masjid. Dia berpakaian mirip pekerja konstruksi, tapi kami tidak menghiraukannya," ujar Nasim Khan kepada New Zealand Herald, Selasa (19/3).

Baca Juga

Saudara perempuan Khan, Nasreen Khanam, juga melihat pria mirip pelaku penembakan di luar Masjid Linwood sekitar sepekan lalu. Pria itu menatapnya. Khanam kemudian memaksa dirinya keluar dari mobil untuk menjemput putrinya yang bekerja di Mcdonald.

"Dia menatap saya dan saya merasa tidak nyaman. Saya menjemput putri saya dan segera pergi dari sana," katanya.

Pelaku yang merupakan warga Australia berusia 28 tahun itu tidak mengajukan pembelaan di pengadilan atas satu dakwaan pembunuhan. Dia kini berada dalam tahanan dan akan dikenai dakwaan lain.

Khan yang pindah ke Selandia Baru dari Bangladesh pada 1995, sedang berada di Masjid Al Noor saat penembakan terjadi. Dia berhasil lolos karena duduk di sudut ruangan dekat pintu keluar. Dia meninggalkan masjid bukan karena mengira ada penembakan, tapi karena listrik padam.

Saat dia sadar apa yang terjadi, dia bersembunyi di mobilnya di taman. Ketika ia kembali ke dalam masjid, ia harus menghadapi adegan yang hingga kini memberinya mimpi buruk.

photo
Warga meletakkan bunga di dinding di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin, (18/3/2019).

"Orang-orang berteriak, banyak orang masih hidup, mereka di bawah jenazah. Saya memindahkan jenazah yang menimpa orang yang selamat dan mencoba memberi air. Banyak orang meminta air," ujarnya.

Dia kemudian menemukan temannya Farid Ahmed yang menggunakan kursi roda. "Wajahnya pucat, 'saya bilang, saya tidak akan meninggalkanmu. Jangan panik'," katanya.

Khan mengatakan dia menunggu bersama Ahmed hingga polisi tiba dan membantu mereka keluar dari masjid. Meski Khan mengenal sebagian besar korban dalam serangan teroris itu, dia yakin sudah menjadi hal alami bagi Muslim untuk memaafkan pelaku.

"Maafkan dia. Dia menyerang Muslim, dia menyerang kemanusiaan," ujar dia.

Khan mengaku mengalami kesulitan tidur. Dia kerap mendengar teriakan-teriakan. Namun, dia tidak takut kembali ke masjid.

"Tidak masalah. Jika saya meninggal, maka saya meninggal. Suatu hari, kita semua akan meninggal," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement