Selasa 19 Mar 2019 18:43 WIB

Presiden Brasil Kirim Sinyal Perbaiki Hubungan dengan AS

Presiden Brasil mengunjungi markas besar CIA.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Jair Bolsonaro memenangkan pemilihan presiden Brasil
Foto: AP Photo/Silvia Izquierdo, File
Jair Bolsonaro memenangkan pemilihan presiden Brasil

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro melakukan kunjungan tidak biasa ke markas besar CIA. Dalam kunjungan pada hari Selasa (19/3) tersebut, ia berbicara tentang kekagumannya terhadap Amerika Serikat (AS).

Kunjungan dua hari ke AS itu menjadi isyarat Bolsonaro untuk memperbaiki hubungan dengan AS. Ia dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump untuk membahas berbagai isu, antara lain peningkatan investasi AS di sektor swasta dan upaya untuk menyelesaikan krisis politik di Venezuela.

Baca Juga

"Hari-hari ini, Anda memiliki presiden yang berteman dengan Amerika Serikat yang mengagumi negeri yang indah ini," kata Bolsonaro di Kamar Dagang AS, Senin (18/3). 

Bolsonaro seorang politisi sayap kanan yang berhasil mengalahkan kelompok kiri dalam pemilihan umum tahun lalu. Pemerintahan dari kelompok kiri memiliki hubungan yang dingin dengan AS. Didampingi selusin menterinya, Bolsonaro datang dengan tujuan untuk memperluas kerja sama perdagangan dan diplomatik dengan AS.

Bolsonaro menekankan perbedaannya dengan presiden Brasil sebelumnya, Dilma Roussef, dengan mengunjungi markas besar CIA di Langley, Virginia. Menurut putranya, Eduardo, kunjungan Bolsonaro di CIA untuk membahas "isu-isu regional".

Di media sosial Twitter, Eduardo Bolsonaro menggambarkan CIA sebagai badan intelijen yang paling dihargai di dunia. Kunjungan Bolsonaro dan cicitan putranya membuat banyak orang di Brasil sedikit terganggu karena Brasil selama bertahun-tahun sangat mencurigai aktivitas CIA di wilayah mereka.

Pada 2013, Edward Snowden membocorkan rahasia bahwa badan intelijen AS itu telah menyadap pembicaraan telepon Dilma Rousseff. Informasi itu merusak hubungan Brasil dan AS selama bertahun-tahun.

"Tidak pernah ada presiden Brasil yang pernah mengunjungi CIA," kata mantan menteri luar negeri Brasil Celso Amorim.

Amorim yang menjabat dalam pemerintahan Luiz Inacio Lula da Silva ini dikenal sebagai kritikus Bolsonaro. "Ini adalah posisi submisif, tidak ada yang mengalahkannya," kata Amorim. 

CIA tidak menanggapi permintaan komentar tentang kunjungan Bolsonaro tersebut. Bolsonaro yang terpilih pada tahun lalu secara terang-terangan mengakui mengagumi Trump. Ia langsung menekankan sikap pro-Amerika saat tiba di Washington.

"Untuk pertama kalinya dalam waktu lama, presiden Brasil pro-Amerika tiba di DC, ini awal dari kerja sama yang berfokus pada kebebasan dan kemakmuran, sesuatu yang sudah lama didambakan rakyat Brasil," kata Bolsonaro di Twitter.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement