Selasa 16 Apr 2019 10:22 WIB

Partisipasi WNI di Cina Melonjak Tajam Dibanding Pemilu 2014

Tingkat partisipasi pemilu bahkan melampaui target Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) Beijing mengeluarkan surat suara dari kotak suara tersegel di depan para pemilih sebelum pemungutan suara dimulai di Beijing, Cina, Ahad (14/4/2019).
Foto: Antara/M. Irfan Ilmie
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) Beijing mengeluarkan surat suara dari kotak suara tersegel di depan para pemilih sebelum pemungutan suara dimulai di Beijing, Cina, Ahad (14/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 di Cina melonjak tajam dibanding Pemilu 2014. Di beberapa TPS, tingkat partisipasi pemilu bahkan melampaui target Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Informasi yang dihimpun dari tiga kantor perwakilan RI di daratan Cina yang memiliki Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN), Selasa (6/4), menunjukkan tren partisipasi politik yang tinggi. Di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 001 Kedutaan Besar RI di Beijing tingkat partisipasinya, mencapai 93 persen.

Persentase itu diperoleh dari jumlah surat suara tersedia yang mencapai 453 lembar, baik Calon Presiden-Calon Wakil Presiden maupun DPR-RI Daerah Pemilihan II DKI Jakarta, berbanding dengan surat suara yang dicoblos sebanyak 423 lembar. Surat suara yang tersedia di TPS 002 KBRI Beijing bahkan lebih banyak, yakni mencapai 514 lembar. Adapun surat yang digunakan oleh pemilih adalah sebanyak 478 sehingga tingkat partisipasi di TPS tersebut mencapai 92 persen.

Demikian halnya dengan di TPS Konsulat Jenderal RI di Guangzhou, yang tingkat partisipasinya mencapai 97 persen. PPLN Guangzhou juga menggelar pemungutan suara melalui metode Kotak Suara Keliling (KSK) pada Sabtu (13/4) di empat kota, yakni Xiamen, Nanning, Haikou, dan Guilin.

"Tingkat partisipasi KSK di empat kota tersebut juga telah mencapai 67 persen," kata Ketua PPLN Guangzhou Galant Al Barok.

Di Shanghai, tingkat partisipasi pemilih juga tinggi. Warga negara Indonesia yang tinggal di kota terbesar di daratan Cina itu memadati TPS di KJRI Shanghai pada Ahad (14/4), mulai pukul 08.00 hingga 20.00 waktu setempat.

Bahkan, hingga menjelang istirahat makan siang saja, partisipasi pemilih di Shanghai mencapai 50 persen lebih. Gambaran itu belum termasuk kedatangan gelombang pemilih Daftar Pemilih Khusus (DPK), yaitu yang namanya tidak tercatat padap Daftar Pemilih Tetap (DPT) atau Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).

Pada Pemilu 2014, tingkat partisipasi pemilih jauh di bawah 50 persen. Namun, pada tahun ini, tingkat partisipasi melonjak tajam.

Tren peningkatan tersebut sebenarnya sudah terlihat beberapa hari menjelang pencoblosan di luar negeri. Banyak warga Indonesia yang bertanya kepada pihak PPLN mengenai persyaratan menjadi DPK. WNI di Cina didominasi kalangan pelajar, yang banyak di antaranya tidak tercatat dalam DPT dan DPTb karena kebetulan awal semester pendidikan jatuh pada bulan Maret.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement