Ahad 31 Mar 2019 19:55 WIB

Serangan Taliban Tewaskan 9 Polisi di Afghanistan Timur

Taliban menyerang pos keamanan di Afghanistan Timur

Rep: Umi Soliha/ Red: Nashih Nashrullah
Militan Taliban bergerak di Afganistan.
Foto: Mirror
Militan Taliban bergerak di Afganistan.

REPUBLIKA.CO.ID, GHAZNI – Sebanyak sembilan polisi Afghanistan meninggal dunia akibat serangan militan yang menyerbu pos pemeriksaan mereka di Kota Ghazni, Afghanistan timur. Setelah membantai polisi, militan Taliban melanjutkan serangan ke seluruh Kota Ghazni. 

Dilaporkan dari Channelnewsasia, juru bicara polisi Ghazni, Ahmad Khan, menceritakan serangan itu dimulai pada Jumat (30/3) pagi waktu setempat ketika para militan Taliban menyerang dua pos pemeriksaan yang letaknya berdekatan.

Baca Juga

Militan Taliban kemudian menyerang sekelompok polisi yang bergegas ke tempat kejadian dan menewaskan kepala polisi setempat. 

Secara keseluruhan, sembilan petugas tewas dan enam lainnya cedera dalam serangan tersebut. 

Jumlah korban tersebut dikonfirmasi oleh  juru bicara gubernur Ghazi, Arif Noori.

Pada Agustus lalu, para militan Taliban sempat menguasai Kota Ghazni sebelum mereka mundur akibat serangan udara Amerika Serikat dan tentara Afghanistan.

Serangan umat lalu,  menyoroti kerapuhan keamanan Afghanistan yang sedang berlangsung dan risiko yang dihadapi pasukan keamanan lokal ketika mereka melakukan pemeriksaan.

Presiden Ashraf Ghani pada Januari mengatakan 45 ribu pasukan keamanan telah terbunuh sejak dia menjabat pada September 2014.

Di akun Twitter-nya, Taliban mengklaim telah membunuh 12 "tentara," meskipun kelompok itu sering melebih-lebihkan jumlahnya.

Sementara itu di Zabul di Afghanistan selatan, Jumat malam, Gul Islam Seyal, juru bicara gubernur setempat, mengatakan, empat polisi tewas dan dua lainnya cedera setelah seorang "penyusup Taliban" melepaskan tembakan ke sebuah pos pemeriksaan.

Serangan itu terjadi ketika Amerika Serikat berusaha untuk menengahi perjanjian damai dengan Taliban dan pemerintah Kabul, lebih dari 17 tahun sejak invasi pimpinan AS yang menggulingkan para pejuang Islam. 

sumber : euters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement