Sabtu 20 Apr 2019 12:52 WIB

Siswi di Bangladesh Dibakar karena Laporkan Pelecehan

Seorang siswi di Bangladesh dibakar oleh guru karena laporkan pelecehan seksual

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi Pelecehan Seksual. (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pelecehan Seksual. (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Seorang siswi bernama Nusrat Jahan Rafi (19 tahun) asal Bangladesh dibakar hidup-hidup oleh gurunya atas perintah kepala sekolah. Gadis tersebut tega dibakar karena ia telah membuat pengaduan pelecehan seksual yang dilakukan oleh kepala sekolahnya.

Korban, berasal dari Feni, sebuah kota kecil 160 kilometer dari ibukota Dhaka. Ia menempuh pendidikan di salah satu sekolah di Bangladesh.

Baca Juga

Pada tanggal 27 Maret, ia mengaku dipanggil kepala sekolah ke kantornya dan berulang kali menyentuhnya dengan cara tak pantas. Ia pun kabur dari ruangan tersebut, guna menghindari perlakuan yang tak pantas dari kepala sekolah.

Ia pun melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian setempat. Sayangnya, polisi setempat seakan tak menganggap serius kasus tersebut. Bahkan Nusrat Jahan Rafi tak mendapat perlindungan yang pantas.

Usai pelaporan, Rafi dipanggil di mana terduga pelaku memintanya untuk menarik pengaduan pelecehan seksual yang ia ajukan kepada polisi. Ia pun menolak, dan seketika terduga pelaku menyiramnya dengan minyak tanah lalu membakarnya.

"Salah satu pembunuh itu menekan kepalanya dengan tangannya, dan minyak tanah tidak disiramkan ke kepala, maka kepalanya tak terbakar," ujar Kepala penyelidik kepolisian Banaj Kumar Majumder dikutip dari BBC, Jumat (19/4).

Akibat serangan peristiwa tersebut, Rafi menderita luka bakar hingga 80 persen  dan meninggal di rumah sakit pada 10 April lalu. Sebelum meminggal, ia merekam video dan mengulangi tuduhannya terhadap kepala sekolah. 

Keberaniannya dalam mengungkap pelecehan seksual dan kematiannya lima hari sesudah ia dibakar telah mengguncang Bangladesh. Peristiwa tersebut juga menyulut amarah dari masyarakat Asia Selatan.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina juga menyampaikan amarahnya. Ia memastikan bahwa pelaku tidak akan dibebaskan dari tindakan hukum.

Kelompok HAM juga menilai pihak berwenang gagal memberi perlindungan bagi korban pelecehan seksual. Human Rights Watch (HRW) juga menyoroti tingginya angka pelecehan seksual di negara Asia Selatan tersebut.

"Kematian Ishrat Jahan Rafi menggarisbawahi perlunya pemerintah Bangladesh untuk menanggapi korban kekerasan seksual dengan serius. Dan memastikan mereka dapat dengan aman mencari upaya hukum dan dilindungi," ujar Direktur HRW Asia Selatan, Meenakshi Ganguly.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement