Jumat 19 Apr 2019 16:23 WIB

AS Kecewa Agenda Negosiasi Afghanistan dan Taliban Gagal

Agenda negosiasi Afghanistan dan Taliban dinilai AS penting untuk selesaikan konflik.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pejabat Taliban masuk ke lift ketika mereka menghadiri pembicaraan intra-Afghanistan di Moskow, Rusia, Rabu(6/2/2019).
Foto: AP / Pavel Golovkin
Pejabat Taliban masuk ke lift ketika mereka menghadiri pembicaraan intra-Afghanistan di Moskow, Rusia, Rabu(6/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyayangkan gagalnya agenda pertemuan antara delegasi politisi Afghanistan dan Taliban di Doha, Qatar. Menurut Washington pertemuan itu penting untuk membahas penyelesaian konflik di negara tersebut. 

"Saya kecewa inisiatif intra-Afghanistan Qatar telah ditunda. Saya mendesak semua pihak untuk memanfaatkan momen ini dan mengembalikan semuanya ke jalur dengan menyetujui daftar peserta yang berbicara untuk semua warga Afghanistan," ujar utusan khusus AS untuk rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad pada Kamis (18/4). 

Baca Juga

Delegasi yang terdiri atas 250 politisi Afghanistan dan tokoh-tokoh masyarakat sipil dijadwalkan bertemu perwakilan Taliban di Doha akhir pekan ini. Namun, agenda tersebut dibatalkan pada Kamis (18/4). Penyebabnya adalah jumlah dan status delegasi tersebut, yang di dalamnya mencakup beberapa pejabat pemerintah.

Taliban diketahui telah menyatakan enggan melalukan pembicaraan dengan Pemerintah Afghanistan. Di sisi lain, Taliban menganggap anggota delegasi itu terlalu banyak. Taliban bahkan mengejek mereka sebagai "pesta pernikahan". 

Kantor Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyalahkan Qatar atas gagalnya agenda pertemuan itu. Ia mengatakan Doha telah mengesahkan daftar delegasi yang berbeda dari yang diusulkan oleh Kabul. "Tindakan ini tidak dapat diterima bagi rakyat Afghanistan," katanya. 

Direktur Pusat Studi Konflik dan Kemanusiaan di Qatar Sultan Barakat, tokoh yang memfasilitasi pertemuan politisi Afghanistan dengan Taliban mengatakan, tidak ada perbedaan pendapat mengenai agenda tersebut. "Sebaliknya, tidak ada kesepakatan yang cukup tentang partisipasi dan perwakilan untuk memungkinkan konferensi menjadi sukses," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement