Ahad 28 Apr 2019 23:33 WIB

Polisi Sri Lanka Tangkap 100 Terduga Pelaku Teror Bom

Para terduga pelaku ditangkap dalam operasi di seluruh pulau.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Andri Saubani
Polisi dan tentara Sri Lanka memperlihatkan bahan pembuat bom dari tempat persembunyian militan saat baku tembak di Sri Lanka, Sabtu (27/4).
Foto: AP Photo/Achala Upendra
Polisi dan tentara Sri Lanka memperlihatkan bahan pembuat bom dari tempat persembunyian militan saat baku tembak di Sri Lanka, Sabtu (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  KOLOMBO -- Kepolisian dan Satuan Tugas Khusus (STF) Sri Lanka telah menangkap sekitar 100 terduga teroris yang terkait dengan serangkaian serangan bom yang terjadi di beberapa tempat di negara ini. Para terduga pelaku pengeboman itu ditangkap dalam penggerebekan dan operasi pencarian yang dilancarkan otoritas keamanan setempat di seluruh pulau.

Selama operasi pencarian gabungan polisi dan STF di Nindavur, Ampara, Jumat (27/4) lalu, para petugas keamanan menemukan pelat besi yang digunakan dalam rompi bunuh diri dan saklar yang menyalakan pelat, satu kendaraan van yang tidak terdaftar, satu pisau panjang dan banyak benda lainnya. Namun, tidak ada penangkapan yang dilakukan pada saat operasi pencarian gabungan ini.

Dilansir dari The News, Ahad (29/4), penggerak yang merupakan pimpinan dari serangan pada saat perayaan Paskah, Zahran Hashim, Sarif Lebbe alis Gafoor, juga telah ditangkap oleh Polisi Kattankudy dan diserahkan ke CID untuk diinterogasi. Tersangka lainnya telah ditangkap selama operasi yang dilakukan oleh Angkatan Laut di Ekkandi, Trincomalee, pada Jumat lalu. Terduga pelaku tersebut ditangkap dengan 51 batang peledak gel air dan 215 detonator.

Wali Kota Negombo, Mohammad Aznar, juga ditangkap oleh polisi karena memiliki pedang, pisau, parang, dan 30 baterai ponsel. Selain itu, Anggota Dewan Kota Kolombo, Noordin Mohamed Thajudeen, ditangkap karena memberikan 46 pedang ke tempat keagamaan.

Dalam penggerebakan gabungan polisi dan STF lainnya pada Jumat lalu, para petugas juga menyita satu kamera drone, empat kamera CCTV, 181 batang gelignit dan enam gulungan detonator. Benda-benda itu ditemukan antara lain dari sebuah rumah persembunyian di kota timur di Sammanthurai, Kalmunai.

Setelah baku tembak terjadi antara tersangka dan pasukan keamanan, sebanyak 15 orang, termasuk tiga wanita dan enam anak-anak meninggal dunia saat tiga pria meledakkan diri di dalam rumah. Sementara tiga orang ditemukan di luar dengan tembakan mengenai mereka.

Sebelumnya, serangkaian serangan bom terjadi di beberapa tempat di Sri Lanka, termasuk di Batticola, Kolombo dan Negombo. Saat perayaan Paskah pada 21 April lalu, ledakan bom terjadi di tiga gereja dan empat hotel. Menyusul pada Kamis lalu, serangan bom terjadi di Kolombo.

Dari serangkaian serangan itu, korban tewas dinyatakan berjumlah 253, termasuk 37 warga asing. Pihak berwenang menurunkan jumlah dari 359 menjadi 253 pada Kamis lalu dengan alasan bahwa jenazah yang rusak parah telah dihitung lebih dari satu kali.

Sementara itu, sebanyak 61 korban dirawat di Rumah Sakit Nasional. Sedangkan 18 lainnya dirawat di unit perawatan intensif. Lebih dari 500 orang dilaporkan terluka akibat insiden serangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement