Rabu 01 May 2019 15:40 WIB

Presiden Sri Lanka: Dalang Pengeboman Orang Asing

Presiden Sri Lanka meyakini dalang pengeboman gereja dan hotel adalah orang asing

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Polisi dan tentara Sri Lanka memperlihatkan bahan pembuat bom dari tempat persembunyian militan saat baku tembak di Sri Lanka, Sabtu (27/4).
Foto: AP Photo/Achala Upendra
Polisi dan tentara Sri Lanka memperlihatkan bahan pembuat bom dari tempat persembunyian militan saat baku tembak di Sri Lanka, Sabtu (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, COLOMBO -- Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena meyakini orang asing merupakan dalang di balik pengeboman di Sri Lanka beberapa waktu lalu. Melalui wawancara eksklusif dengan Sky News, Presiden memperingatkan untuk waspada akan kemungkinan ISIS untuk meluncurkan strategi baru yang memulai menargetkan negara-negara kecil.

Presiden mengatakan, pihak berwenang telah menetapkan sekelompok kecil lokal melakukan perjalanan ke luar negeri untuk menerima pelatihan ISIS selama beberapa dekade terakhir. "Berdasarkan analisis, bahan peledak dan perangkat yang telah diamankan menunjukkan bom yang digunakan dibuat secara lokal," ujar Presiden Sirisena dilansir Sky News, Rabu (1/5). Meski demikian, presiden mengatakan, belum ada bukti kuat bahwa penyerang yang belajar di Inggris (Abdul Latief Jameel Mohammed) diradikalisasi. 

Baca Juga

Pihak kepolisian Sri Lanka pun telah merinci delapan orang yang melakukan pengeboman bunuh diri di beberapa gereja, dan hotel pada Ahad Paskah 21 April lalu. Para pelaku sebagian besar berpendidikan, berkelakuan baik, dan berasal dari keluarga yang mampu secara materi.

CCTV sejak hari serangan menggambarkan koordinasi dan pelatihan para pelaku bom bunuh diri. Mereka menggunakan ransel identik untuk membawa bahan peledak. Para pelaku menggunakan topi baseball untuk menyembunyikan wajah mereka, dan dua dari mereka terlihat berganti pakaian untuk menyembunyikan jejak.

Lebih dari 250 orang meninggal dunia dalam pengeboman bunuh diri Ahad Paskah. Bom meledak menargetkan gereja dan hotel dalam selang beberapa menit satu sama lain. "Penyelidik sedang menyelidiki secara terperinci bagaimana para penyerang, yang ditangkap di CCTV, tampaknya kami melihat mereka berdiskusi dengan ponsel mereka - yang berpotensi menerima instruksi," ujar Editor urusan Luar Negeri Sky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement