Ahad 12 May 2019 05:31 WIB

Dokter Pakistan Diduga Sebarkan HIV Secara Sengaja

Mayoritas dari pasien Ghangharo yang tertular HIV adalah anak-anak.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ratna Puspita
Virus HIV. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Virus HIV. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Pakistan menahan seorang dokter bernama Muzaffar Ghangharo karena diduga secara sengaja menularkan HIV kepada pasiennya. Mayoritas dari pasien Ghangharo yang tertular HIV adalah anak-anak.

Ghangharo ditahan oleh pihak kepolisian karena diduga sengaja menularkan HIV melalui jarum suntik kepada pasiennya. Lebih dari 90 pasien Ghangharo dinyatakan terinfeksi HIV. Sebanyak 65 di antaranya merupakan anak-anak.

Baca Juga

"Kami telah menahan seorang dokter karena menerima keluhan dari otoritas kesehatan," ungkap kepala polisi setempat Kamran Nawaz seperti dilansir Independent.

Nawaz mengatakan ia menerima laporan bahwa sang dokter juga positif mengindap HIV. Kabar ini juga telah dikonfirmasi oleh pejabat kesehatan setempat.

"Lebih dari 90 orang yang telah dites positif HIV, dan jumlah anak-anak sekitar 65," kata Dr Abdul Rehaman.

Menurut Dawn Newspaper, setidaknya 88 orang yang positif HIV tinggal di kota kecil bernama Ratodero. Ratodero merupakan kota di mana Ghangharo menjalankan sebuah klinik pribadi.

Mulanya, otoritas kesehatan melihat ada peningkatan kasus HIV yang mengkhawatirkan pada awal Mei. Pada awal Mei, otoritas kesehatan menemukan adanya penambahan 39 kasus HIV baru di mana lebih dari 12 di antaranya diidap oleh anak-anak.

Setelah menindaklanjuti temuan ini, otoritas kesehatan setempat menemukan bahwa sebagian besar anak-anak yang dinyatakan positif HIV pernah mengunjungi klinik pribadi Ghangharo. Di sisi lain, Ghangharo membantah tuduhan yang menyebut bahwa ia sengaja menularkan penyakitnya kepada pasien.

Ghangharo mengatakan ia tidak tahu bahwa ia mengidap HIV positif. Ghangharo mengatakan bila ia mengetahui kondisi kesehatannya, ia tidak akan berdiam diri.

"Bila saya mengetahui kondisi saya, maka saya akan mencari bantuan medis," jelas Ghangharo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement