Ahad 12 May 2019 17:20 WIB

Pesawat Myanmar Mendarat dengan Aman Meski tanpa Roda Depan

Tidak ada penumpang terluka dalam pendaratan tersebut.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Pesawat Myanmar National Airlines penerbangan UB103 mendarat dengan selamat meski tanpa roda depan di Mandalay International Airport di Tada-U, Myanmar, Ahad (12/5).
Foto: Nay Min via REUTERS
Pesawat Myanmar National Airlines penerbangan UB103 mendarat dengan selamat meski tanpa roda depan di Mandalay International Airport di Tada-U, Myanmar, Ahad (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON - Pilot Myanmar berhasil dengan aman mendaratkan pesawat penumpang meski tanpa roda depan, Ahad (12/5) waktu setempat. Roda depan pesawat Myanmar National Airlines penerbangan UB103 gagal keluar saat hendak mendarat.

Seorang pejabat memuji pilot karena membawa pesawat Embraer 190 mendarat di bandara Mandalay pada Ahad pagi meskipun mengalami kegagalan teknis. Tidak ada yang terluka dalam kejadian tersebut.

Baca Juga

"Pilot melakukan pekerjaannya dengan baik," kata sekretaris tetap transportasi dan kementerian telekomunikasi Win Khant.

Ia mengatakan, insiden tersebut masih dalam proses penyelidikan. Myanmar National Airlines merupakan maskapai yang dikelola pemerintah. Pihak penerbangan mengatakan dalam sebuah pernyataan, pesawat berangkat dari kota Yangon dan mendekati bandara yang melayani kota pusat Mandalay ketika pilot tidak dapat mengeluarkan roda pendaratan depan.

Sang Pilot, Kapten Myat Moe Aung, terbang melewati bandara dua kali sehingga pengawas lalu lintas udara dapat memeriksa apakah roda pendarat turun atau tidak. "Kemudian kapten mengikuti prosedur darurat dan melakukan pembakaran bahan bakar untuk mengurangi berat pendaratan," katanya.

Video pendaratan pun menunjukkan pesawat mendarat dengan roda belakangnya terlebih dahulu sebelum menurunkan hidung depannya. Pesawat bergerak agak jauh di sepanjang landasan di bagian depan pesawat sebelum berhenti. Para kru kemudian melakukan evakuasi darurat.

Kendati demikian, maskapai ini tidak mengatakan berapa banyak penumpang yang berada di dalamnya, tetapi Embraer mengatakan di situsnya pesawat itu memiliki kapasitas antara 96 ​​dan 114 kursi. Meski tidak menimbulkan korban, kejadian ini adalah insiden penerbangan kedua di Myanmar dalam satu pekan. Sebelumnya, pesawat Biman Bangladesh Airlines tergelincir di landasan pacu saat angin kencang mendera Yangon, Rabu lalu melukai sedikitnya 17 orang di dalamnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement