Senin 20 May 2019 19:37 WIB

Donald Trump: Iran Hancur Jika Berperang dengan AS

Donald Trump mengancam akan menghancurkan Iran jika menyerang AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan Iran setelah beberapa hari sebelumnya mengatakan akan menyiapkan pembicaraan. Ia mengatakan akan menghancurkan negara itu jika ia menyerang kepentingan nasional AS. 

"Jika Iran ingin berperang, maka akan Iran akan resmi berakhir, jangan pernah lagi mengancam Amerika Serikat," kata Trump di media sosial Twitter seperti dilansir di Aljazirah, Senin (20/5). 

Baca Juga

Trump tidak menjelaskan ancaman seperti apa yang Iran berikan. Pernyataan konfrontasi tersebut diunggah setelah aset minyak Arab Saudi diserang dan sebuah roket meledak di dekat kedutaan besar AS di Baghdad, Irak. Militer Irak mengatakan roket itu menghantam Zona Hijau yang dijaga ketat karena berisi gedung pemerintahan dan misi diplomatik. 

Militer Irak mengatakan tidak ada korban dalam penembakan roket tersebut. Sampai kini juga belum ada yang mengaku bertanggung jawab. Di tengah memanasnya hubungan dengan Iran, pada awal bulan ini Washington mengerahkan kapal induk dan pesawat bomber B-52 di kawasan Timur Tengah. Mereka juga mengerahkan kapal serang amphibi dan sistem pertahanan Patriot. 

Pada hari Rabu lalu, AS memerintahkan evakuasi personel non-esensial dari kedutaan besar AS di Baghdad dan kantor konsulat di Erbil yang terletak di sebelah utara Irak. Alasannya, karena ada ancaman dari kelompok bersenjata yang didukung Iran. Belum ada penjelasan tentang ancaman tersebut dan banyak yang skeptis dengan alasan AS itu. 

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton dilaporkan mendorong tindakan keras ke Iran. Tapi, pejabat pemerintah lainnya menolak saran itu. Baru-baru ini, Trump sendiri mengatakan ia harus 'melunakkan' Bolton. 

Trump sempat mengatakan ia berharap tidak perlu berperang dengan Iran. Pernyataan ini ia katakan beberapa hari setelah ia mengungkapkan keinginannya untuk berdialog. 

"Saya yakin Iran ingin segera melakukan pembicaraan," cuitnya. 

Pakar melihat pernyataan Trump tersebut sangat berbahaya. Profesor kajian Timur Tengah di Georgetown University Trita Parsi mengatakan serangan AS akan menjadi genosida. 

"Ini jelas sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan oleh pemimpin negara, tapi juga sesuatu yang kontradiktif dan schizoprenik," kata Parsi. 

Parsi mengatakan jika mencoba memahami logika di balik pernyataan Trump maka ia menduga Trump dipengaruhi orang-orang seperti Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan John Bolton yang melihat Iran sasaran empuk. Mereka mengira jika Iran ambruk dan AS memperbaiki kondisinya mereka akan mundur dari Timur Tengah. 

"Lalu intelijen menunjukkan Iran mulai memahami ancaman Amerika, mereka mempersiapkan diri untuk melawan dan mempertahankan diri, dan tampaknya seolah-olah menakuti Trump, karena ia tiba-tiba sadar serangan ke Iran akan membawa perang besar dan ia cukup pintar untuk mengerti perang besar bukan kepentingannya dan ia mulai mengatakan tidak ingin berperang," kata Parsi. 

"Tapi setiap kali impulsnya lebih tinggi dari dirinya dan pada saat itulah ia ke Twitter dan mengatakan hal-hal yang pada dasarnya genosidal," kata Parsi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement