Senin 10 Jun 2019 12:25 WIB

Partai Konservatif akan Tentukan PM Inggris Baru pada Juli

Ada 11 kandidat yang akan bersaing menggantikan Theresa May sebagai PM Inggris.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Inggris Theresa May saat menyampaikan pidato pengunduran dirinya di luar 10 Downing Street di London, Inggris, Jumat (24/5).
Foto: AP Photo/Alastair Grant
Perdana Menteri Inggris Theresa May saat menyampaikan pidato pengunduran dirinya di luar 10 Downing Street di London, Inggris, Jumat (24/5).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris akan memutuskan perdana menteri baru pada akhir Juli mendatang. Sebelumnya, Theresa May mengundurkan diri sebagai pemimpin partai dan perdana menteri pada Jumat (7/6) lalu, setelah gagal mencapai kesepakatan Brexit. 

Pengumuman mundurnya May tidak memicu pemilihan parlemen. Sejauh ini terdapat 11 kandidat yang akan bersaing untuk menggantikan posisi May. Kandidat yang terpilih akan menjadi pemimpin partai dan perdana menteri. Proses pemilihan perdana menteri akan diawasi oleh kelompok internal partai yang dikenal sebagai Komite 1922.

Baca Juga

Kandidat yang mengajukan diri harus didukung oleh delapan anggota parlemen Konservatif lainnya. Jumlah dukungan tersebut lebih tinggi daripada pemilihan perdana menteri sebelumnya, karena komite membuat perubahan aturan yang dirancang untuk menyisihkan kandidat yang kurang kuat. 

Anggota parlemen Konservatif kemudian mengadakan beberapa putaran pemungutan suara dari 13 Juni, untuk memilih kandidat yang kuat. Pemungutan suara bersifat rahasia, dan anggota parlemen diizinkan untuk memilih dengan proxy jika tidak dapat memilih secara langsung. 

Voting berlangsung di ruang parlemen dan akan didirikan bilik suara. Warna kertas suara dipilih sehari sebelum pemungutan suara dan akan berbeda untuk setiap putaran. Kertas yang sudah diisi akan ditempatkan di kotak suara yang terbuat dari logam.

Pemungutan suara putaran pertama akan berlangsung pada 13 Juni pukul 09.00-11.00 GMT waktu setempat, dan hasilnya diharapkan dapat diumumkan pada pukul 12.00 GMT. Kandidat yang mendapatkan 16 suara atau kurang dari jumlah tersebut akan dieliminasi. Jika semua kandidat memiliki lebih dari 16 suara, maka kandidat yang memiliki suara paling sedikit terkena eliminasi. 

Kemudian, pemungutan suara putaran kedua akan dilangsungkan pada 18 Juni pukul 14.00-16.00 GMT, dan hasilnya akan diumumkan pada pukul 17.00 GMT. Pada putaran kedua ini, setiap kandidat dengan 32 suara atau kurang akan dieliminasi. Namun, jika semua kandidat memiliki lebih dari 32 suara, maka kandidat yang memiliki suara paling sedikit terkena eliminasi.

Pemungutan suara lebih lanjut dijadwalkan pada 19 Juni pukul 14.00-16.00 GMT, dan pada 20 Juni pukul 09.00-11.00 GMT. Pemungutan suara berlanjut hingga dua kandidat tetap. Jika diperlukan, maka akan digelar pemungutan suara tahap selanjutnya. 

Dua kandidat terakhir akan dimasukkan ke pos pemungutan suara untuk dipilih oleh anggota Partai Konservatif yang lebih luas lagi yakni 160 ribu anggota. Kemudian, pemenangnya akan ditetapkan sebagi pemimpin baru. Partai Konservatif menargetkan proses pemilihan tersebut selesai pada 22 Juli. 

Perjanjian Brexit yang disepakati pemerintahan Theresa May dengan Uni Eropa tidak pernah mendapat suara mayoritas di parlemen, juga setelah diajukan tiga kali. Pemerintahan Inggris menghadapi kebuntuan dan banyak menteri yang mengundurkan diri dan harus diganti.

Kekacauan proses Brexit selanjutnya melumpuhkan pemerintahan Inggris selama beberapa bulan terakhir. Tidak ada usulan alternatif Theresa May yang diterima oleh parlemen. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang seharusnya dijadwalkan pada akhir Maret lalu, jadi tertunda dan terkatung-katung.

Komite 1922 akan menjadi penyelenggara dua putaran pemilihan suara di parlemen untuk para kandidat. Putaran pertama dijadwalkan antara 11 Juni atau 12 Juni, sedangkan putaran kedua sekitar 17 Juni. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement