Kamis 23 May 2019 12:05 WIB

Pemilu Parlemen Eropa: Langkah Maju atau Mundur?

Isu utama Uni Eropa mendatang adalah migrasi, perlindungan iklim, perdagangan.

Rep: deutsche-welle/ Red:
Pemilu Parlemen Eropa: Langkah Maju atau Mundur?
Pemilu Parlemen Eropa: Langkah Maju atau Mundur?

"Pemilihan umum yang berlangsung pada 26 Mei akan menentukan nasib benua ini," kata pemimpin blok Demokrat Kristen di Parlemen Eropa, Manfred Weber, April lalu.

Weber adalah kandidat utama yang dipasang fraksi konservatif Partai Rakyat Eropa (EPP). Dia adalah calon utama untuk jabatan Presiden Komisi Eropa, yang saat ini dijabat oleh Jean-Claude Junkcker.

"Eropa yang kita huni hari ini adalah Eropa yang baik," kata Weber. "Kami tidak akan membiarkan kaum nasionalis menghancurkannya."

Memang belum pernah ada kubu populis sayap kanan dan penolak Uni Eropa yang demikian kuat seperti saat ini di negara-negara anggota. Jajak pendapat aktual menunjukkan bahwa mereka bahkan bisa merebut lebih dari 20 persen kursi di Parlemen Eropa.

Eropa ala Orban atau Macron?

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban saat ini dianggap sebagai salah satu tokoh ultra konservatif di panggung Eropa. Dia menjalin hubungan dengan partai-partai ultra kanan di Jerman, Prancis, Denmark dan Italia. Dia menuduh kubu demokrat liberal di Eropa ingin "menukar" populasi Eropa dengan kaum migran dan dengan demikian "mengislamkan" benua ini.

"Kita harus memahami bahwa Eropa kini tiba di persimpangan bersejarah," kata Orban dalam pidato peringatan hari nasional Hongaria. Siapa pun yang menyambut para migran dan pengungsi ilegal sedang "menciptakan bangsa-bangsa dari ras campuran. Di negara-negara seperti itu, tradisi bersejarah akan berakhir dan tatanan dunia yang baru muncul," tambahnya.

Di lain pihak, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan perang terhadap "demokrasi tidak liberal" dan menyerukan "kebangkitan" Eropa berdasarkan rasa solidaritas. Macron juga mengusulkan reformasi besar, dan melihat pemilu mendatang sebagai fase yang menentukan.

"Pertarungan terpenting dalam pemilu ini adalah konflik antara mereka yang percaya pada Eropa, dan mereka yang tidak," katanya ketika berpidato di hadapan para pendukungnya di Prancis.

Bukan hanya migrasi

Pihak-pihak yang mendukung integrasi Eropa mengatakan bahwa masalah yang perlu ditangani oleh Uni Eropa selama dekade mendatang adalah migrasi, perlindungan iklim, kebijakan perdagangan, dan membangun peran internasional yang kuat bagi Eropa.Tapi ada perbedaan antara dua kubu besar, Kristen Demokrat EPP dan Sosialis dan Demokrat Eropa, S&D, mengenai kebijakan konkret yang harus dilakukan.

Misalnya dalam masalah migran. Kedua kubu memang ingin membantu negara asal pengungsi dalam proyek-proyek pembangunan, untuk mengurangi jumlah pengungsi. S&D yang mengusung kandidat utama Frans Timmermanns ingin agar ada kebijakan bersama di tataran Uni Eropa. Sedangkan kubu Kristen Dempokrat EPP ingin mempertahankan wewenang masing-masing negara atas masalah migrasi.

Sementara kelompok ultra kanan dan para penolak Uni Eropa mengambil posisi radikal. Mereka ingin Eropa menutup diri untuk pengungsi dan memulangkan pengungsi yang sudah ada di eropa saat ini ke negara asalnya.

Momen besar demokrasi Eropa

Pemungutan suara untuk Parlemen Eropa akan dilangsungkan 23 sampai 26 Mei. Masing-masing negara anggota menentukan sendiri hari apa pemungutan suara akan berlangsung. Di Jerman, pemilu Eropa akan dilaksanakan hari Minggu, 26 Mei 2019, sedangkan di Belanda hari Kamis, 23 Mei.

Tentu saja, pemilihan ini penting, kata Margaritis Schinas, kepala juru bicara Komisi Eropa. Namun dia juga mengatakan, orang tidak perlu melebih-lebihkan.

"Saya sudah berkecimpung di politik Eropa selama beberapa tahun sekarang, dan saya tidak dapat mengingat satu pemilu di mana tidak ada pembicaraan tentang Eropa yang sedang berada di persimpangan jalan," katanya.

"Kami sebenarnya selalu ada di sana, dan memang sudah seharusnya demikian," kata Schinas dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV Euronews. "Menjelang pemilihan Eropa, kita tidak perlu jadi terlalu dramatis. Ini momen besar untuk demokrasi Eropa, dan itu sesuatu yang juga harus kita nikmati," tandasnya. hp/yp

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement