Senin 12 Mar 2018 21:33 WIB

Ceko, Negara 'Terkotor' di Eropa

Masyarakat setempat diketahui memiliki volume kendaraan tua dan berpolusi yang tinggi

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Budi Raharjo
Salah satu sudut Kota Praha.
Salah satu sudut Kota Praha.

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Polusi udara telah menjadi isu panas di Inggris. Emisi oksida nitrogen beracun yang berkontribusi terhadap kesehatan dan kualitas udara buruk di kota-kota sudah menjadi pemandangan biasa. Perpindahan ke mode transportasi yang lebih bersih sudah dianggap terlambat.

Tapi, dilansir dari AOL, Senin (12/3), Inggris bukanlah negara dengan polusi terparah di Eropa. Sebuah peta yang diluncurkan perusahaan energi The Eco Experts mengungkapkan bahwa Inggris tidak termasuk dalam sepuluh besar negara paling tercemar di Eropa. Inggris berada dalam posisi ke-18 dari 25 negara yang disurvei.

Studi ini mempertimbangkan beberapa faktor. Proporsi kendaraan berbahan bakar alternatif dihitung seiring dengan usia kendaraan rata-rata dan jumlah mobil per 1.000 orang. Polusi udara ambien juga diambil dengan pengukuran yang resmi.

Negara dengan polutan tertinggi diraih oleh negara-negara di Eropa tengah dan timur dengan Republik Ceko berada di tempat pertama. Meski negara ini merupakan tuan rumah Skoda, produsen kendaraan baru, masyarakat setempat diketahui memiliki volume kendaraan tua dan berpolusi yang tinggi. Usia rata-rata mobil di Republik Ceko adalah 14,5 tahun, sedangkan Inggris hanya delapan tahun.

Republik Ceko juga memiliki sedikit kendaraan berbahan bakar alternatif, yakni hanya 0,7 persen yang terdaftar. Tingginya tingkat polusi udara ambien turut membuat negara ini berada di posisi teratas. Sementara posisi kedua ditempati oleh Polandia, Estonia berada di peringkat ketiga.

Inggris berada di posisi ke-18, di bawah negara-negara seperti Spanyol, Austria, Italia, Belgia, Prancis dan bahkan Jerman. Tidak mengherankan, Irlandia yang hijau dan menyenangkan berada di posisi terakhir.

Fran Whittaker-Wood dari The Eco Experts mengatakan, transportasi darat merupakan salah satu sumber polusi udara terbesar. Hasil penelitian menunjukkan, kualitas kendaraan yang buruk menjadi kontribusi besar terhadap emisi beracun.

Tapi, kenyataannya, kebanyakan orang tidak mampu mengganti mobil mereka dengan alternatif berkelanjutan karena harga yang terlalu mahal. "Jika pemerintah serius mengurangi tingkat polusi, lakukan banyak hal agar mobil-mobil ini (teknologi ramah lingkungan) lebih terjangkau oleh semua orang," ujar Wood.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement