Sabtu 16 Jun 2018 13:32 WIB

Menara Eiffel akan Dipagar Permanen

Pemagaran dilakukan untuk mencegah aksi terorisme.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Menara Eiffel Paris
Foto: Reuters
Menara Eiffel Paris

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Demi mencegah terjadinya serangan teroris, pengelola Menara Eiffel akan membangun pagar pertahanan di sekeliling menara ikonik tersebut. Sebelumnya sudah ada pagar temporer yang dibangun pada 2016 silam, akan tetapi pagar itu segera akan diganti dengan yang permanen.

BBC melaporkan pagar yang menelan biaya hingga 35 juta Euro itu dijadwalkan selesai dibangun pada pertengahan Juli.

Bernard Gaudillre, presiden pada The Socit d'Exploitation de la Tour Eiffel (SETE) selaku pengelola Eiffel mengatakan, pagar baru yang dibangun 'sangat kokoh untuk menjamin keamanan'. 

Dua sisi pagar dilapisi kaca setebal 2,5 inci. Sedangkan dua sisi lainnya dipagari dengan besi setinggi 3,24 meter. Guna mencegah serangan menggunakan kendaraan, 420 blok akan ditempatkan di depan dinding kaca sebagai proteksi akhir.

Pemagaran ini melengkapi aturan keamanan yang telah diterapkan sebelumnya. Sebagaimana diketahui Halaman di bawah menara Eiffel ditutup untuk umum sejak 2016. Secara rutin pasukan pengaman turut berpatroli mengelilingi situs yang masuk dalam tujuh keajaiban dunia itu. Di Prancis, lebih dari 240 orang tewas akibat serangan teror sejak 2015.

Gaudillre mengatakan, pagar temporer akan diganti dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih romantis. Pembangunan pagar permanen merupakan bagian dari renovasi menara menyambut Olimpiade 2024 yang diselenggarakan di Paris. Tahun ini, diperkirakan akan ada tujuh juta wisatawan yang berkunjung ke Eiffel.

Baca juga,  Prancis Gagalkan Dua Serangan Teror Tahun Ini.

Kendati bertujuan baik, pembangunan pagar di sekitar Eiffel sejatinya tidak sepenuhnya disambut positif oleh warga setempat. Kelompok yang menamai dirinya Les Amis du Champ de Mars memposting pernyataan di internet pada Mei tahun lalu.

Mereka memprotes kurangnya konsultasi dengan warga lokal, penghamburan biaya, dan kesulitan mengakses menara menggunakan bus dan kaum difabel. Kelompok ini juga menduga negara menekan pemerintah kota agar memperketat pengamanan tanpa mempertimbangkan efeknya terhadap kepentingan umum. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement