Senin 13 Aug 2018 03:55 WIB

Menlu Rusia Siap Pertemukan Putin dengan Trump

Menlu Rusia mengatakan Presiden Putin dan Trump layak untuk bertemu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, negaranya siap menjalin kontak atau pertemuan dengan perwakilan negara-negara yang memiliki kebijakan tidak ramah atau bahkan anti-Rusia. Ia secara khusus menyinggung Amerika Serikat (AS) yang baru saja menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Lavrov menilai, setelah menjatuhkan sanksi ekonomi, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donlad Trump layak bertemu guna membahas hal-hal yang dapat mempersatukan kedua negara. Walaupun hal itu tentu akan memicu penolakan dari sejumlah kalangan politikus AS.

"Setidaknya di tingkat kepala lembaga kebijakan luar negeri, kami siap untuk mengembangkan kontak seperti itu, tentu saja jika pihak Amerika siap untuk bertindak atas dasar keseimbangan kepentingan, atas dasar kesetaraan, dan mempertimbangkan posisi masing-masing," kata Lavrov pada Ahad (12/8), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

AS mengumumkan sanksi ekonomi terbaru terhadap Rusia pada Rabu (8/8). Sanksi yang akan mulai diberlakukan pada 22 Agustus itu membidik semua perusahaan negara atau perusahaan yang didanai Rusia.  Alasan AS menjatuhkan sanksi ekonomi terbaru berkaitan dengan dugaan keterlibatan Rusia dalam aksi penyerangan agen ganda Sergei Skripal di Salisbury, Inggris, pada Maret lalu. Ia diserang dengan menggunakan agen saraf novichok.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, sanksi terbaru kemungkinan akan diikuti langkah-langkah yang lebih luas, seperti menangguhkan hubungan diplomatik dan mencabut hak mendarat Aeroflot, yakni maskapai penerbangan nasional Rusia. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov menyebut sanksi ekonomi terbaru yang dijatuhkan terhadap negaranya ilegal dan tak dapat diterima. Menurutnya sanksi itu akan membuat Putin menghentikan pendekatan konstruktif terhadap AS.

Peskov mengaku cukup menyayangkan keputusan AS. Sebab ketika bertemu Presiden AS Donald Trump di Helsinki, Finlandia, bulan lalu, Putin menyampaikan Rusia masih memiliki harapan untuk menjalin hubungan konstruktif dengan Washington.  Menurut Peskov, Putin telah lebih dari sekali menyatakan kesiapannya memperbaiki hubungan dengan AS.

"Dan dia telah menunjukkan pendekatan konstruktif dan kesiapannya menemukan jalan keluar dari situasi dan pertanyaan-pertanyaan yang sulit," ucapnya.

Dengan adanya sanksi baru dari AS, ia yakin Putin tak akan mempertahankan pendekatan konstruktif terhadap AS. "Tidak ada yang meragukan bahwa Putin tidak akan mempertahankan pendekatan ini," ujar Peskov. (Kamran Dikarma)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement