Senin 17 Sep 2018 03:58 WIB

Presiden Prancis Dinilai tak Berempati pada Pencari Kerja

Warganet Prancis pun menjuluki Macron sebagai presidennya orang kaya.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Presiden Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron dikritik tidak memiliki perasaan dan tidak mampu berempati kepada anak-anak muda Prancis yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Salah seorang pengacara di Perancis Ian Brossat mengatakan, Macron membuat para pencari kerja merasa bersalah karena tidak memiliki pekerjaan.

Macron juga dikritik oleh para warganet Prancis. "Benar-benar terputus dengan realitas di Prancis," kata salah satu pengguna Twitter, seperti dilansir dari Deutsche Welle, Ahad (17/9).

Kritik ini muncul ketika Macron bertemu dengan seorang pencari kerja muda saat gelar griya di Istana Elysee. Pemuda tersebut berkeluh kesah tentang sulitnya mencari pekerjaan di Prancis saat ini. "Saya berusia 25 tahun, saya mengirim surat lamaran dan cover latters, mereka tidak membawa saya ke mana-mana," kata pemuda tersebut dalam acara Hari Peninggalan Budaya Prancis. 

Tanpa memberi sedikit simpati Macron mengatakan ia dapat dengan mudah mendapat pekerjaan. Ia bahkan menuduh pemuda tersebut kurang motivasi. "Jika kamu berniat dan memiliki motivasi, di hotel, kedai kopi, dan restoran, konstruksi, tidak ada satu pun tempat yang saya kunjungi tidak mengatakan mereka tidak sedang mencari pekerja," kata dia.

Macron menyarankan pada pemuda tersebut pergi ke distrik Montparnasse di Paris. Sebuah area yang memiliki banyak kedai kopi dan restoran. Macron memastikan pemuda tersebut segera mendapat pekerjaan. "Jika saya melewati jalan itu saya akan temukan satu buat Anda," kata dia.  

Video pertemuan Macron dengan pemuda tersebut tersebar di media sosial. Para warganet Prancis pun menjuluki Macron sebagai presidennya orang kaya. "Bagaimana seseorang bisa menunjukkan rasa jijik, kurangnya empati, dan ketidakpedulian dalam waktu hanya 30 detik," tulis salah satu warganet Prancis mengomentari video tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement