Selasa 18 Sep 2018 23:05 WIB

Jerman Sambut Kesepakatan Demiliterisasi Idlib

Zona demiliterisasi akan dibentuk di barat laut Idlib.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyambut kesepakatan antara Turki dan Rusia untuk membentuk zona demiliterisasi di Provinsi Idlib, Suriah. Menurutnya, hal itu penting untuk menghindari bencana kemanusiaan.

“Kami menyambut semua langkah untuk menghindari bencana kemanusiaan (di Idlib),” ujar Maas melalui akun Twitter pribadinya pada Selasa (18/9). Ia menyerukan langkah konkret menuju penerapan perjanjian.

“Perjanjian di Sochi sekarang perlu dilaksanakan. Ini tidak mungkin untuk perjanjian lain di Suriah dalam beberapa tahun terakhir,” kata Maas menambahkan.

Pekan lalu Maas bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Berlin. Pada kesempatan itu, ia mendesak Rusia untuk menghindari serangan militer besar-besaran di Idlib yang berpotensi menyebabkan bencana kemanusiaan dan masuknya pengungsi baru.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat membentuk zona bebas senjata atau demiliterisasi di Idlib. “Kami telah sepakat tentang pembentukan zona bebas senjata antara daerah yang dikuasai oposisi dan yang dikendalikan rezim (Bashar al-Assad),” kata Erdogan dalam konferensi pers seusai bertemu Putin di Laut Hitam, Rusia, Senin (17/9), dikutip Anadolu Agency.

Zona demiliterisasi akan dibentuk di barat laut Idlib. Putin mengatakan semua senjata berat harus ditarik dari zona itu pada 10 Oktober. Itu termasuk tank, peluncur roket, senjata, dan mortir dari semua kelompok oposisi.

Erdogan mengungkapkan, Rusia dan Turki akan melakukan patroli bersama di sepanjang perbatasan zona itu. Turki, kata dia, juga akan memperkuat titik-titik observasi di zona deeskalasi Idlib. “Oposisi akan tetap di daerah-daerah di mana mereka sudah hadir. Kami akan memastikan kelompok-kelompok radikal tidak akan beroperasi di daerah tersebut,” ujar Erdogan.

Pada pertemuan itu, Erdogan dan Putin pun menandatangani nota kesepahaman yang menyerukan stabilisasi situasi di zona deeskalasi Idlib, yakni dengan menerapkan pelarangan agresi militer. “Saya percaya bahwa dengan memorandum ini, kami telah mencegah krisis kemanusiaan yang besar di Idlib,” ucap Erdogan.

Turki dan Rusia sepakat untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna melindungi zona deeskalasi. “Kami akan bersama-sama memastikan deteksi dan pencegahan provokasi kedua-ketiga pihak dan pelanggaran terhadap memorandum yang disepakati ini,” ujar Erdogan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement