Jumat 12 Oct 2018 03:46 WIB

Turki Yakini Saudi Bunuh Jurnalis Khashoggi Secara Terencana

Turki meyakini Khashoggi tidak pernah meninggalkan konsulat.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi
Foto: EPA-EFE/Ali Haider
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL —  Turki menyimpulkan jurnalis senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi tewas di Konsulat Saudi di Istanbul pada pekan lalu. Turki menuding tim Saudi mengirim pembunuh khusus untuk membunuh Khashoggi.

Dilansir di The Washington Post, peneliti Turki meyakini ada 15 anggota tim Saudi yang melancarkan aksi pembunuhan terhadap korban.

“Itu adalah pembunuhan terencana,” kata seorang sumber yang enggan disebutkan namanya dan tergabung dalam tim investigasi.

Kendati menyatakan hal itu, tetapi kedua sumber tidak menunjukkan bukti apapun. Otoritas Turki meyakini Khashoggi tidak pernah meninggalkan konsulat. Pernyataan itu dibantah dengan tegas oleh otoritas Arab Saudi.

Dalam wawancara dengan Bloomberg News pekan lalu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan Khashoggi telah meninggalkan konsulat tak lama setelah korban tiba di kantor konsulat. Namun, tidak ada bukti yang ditunjukkan untuk mendukung pernyataan itu.

Konsul jenderal Saudi di Istanbul mengizinkan wartawan dari kantor berita Reuters melakukan tur konsulat pada Sabtu lalu. Mereka ingin menunjukkan Khashoggi tidak ada di dalam kantor konsulat seperti tudingan yang menyebut korban tak pernah keluar dari sana.

“Saya ingin memastikan hal itu. . . Jamal tidak di konsulat atau di Kerajaan Arab Saudi, dan konsulat dan kedutaan sedang bekerja untuk mencarinya,” kata Konsul Jenderal Mohammed al-Otaibi.

Saudi Press Agency merilis pernyataan yang mengatakan seorang pejabat dari Konsulat Saudi di Istanbul menepis laporan bahwa Khashoggi tewas di konsulat. “Pejabat itu dengan keras mengecam tuduhan tak berdasar tersebut. Mereka malah meragukan pernyataan itu datang dari pejabat berwenang Turki yang berwenang mengomentari masalah itu.”

Delegasi keamanan penyelidik Saudi tiba di Istanbul pada Sabtu lalu. Mereka bertugas membantu menyelidiki hilangnya Khashoggi.

Sejumlah akun bermunculan memperdalam keretakan hubungan antara Arab Saudi dan Turki. Di bawah arahan dari putra mahkota, pemerintah Saudi telah melakukan penangkapan terhadap para ulama, eksekutif bisnis, dan pembela hak-hak perempuan.

“Jika laporan pembunuhan Jamal benar, itu adalah tindakan yang mengerikan dan tak terduga,” kata Direktur Halaman Editorial The Post, Fred Hiatt.

Ia mengenal Jamal sebagai sosok jurnalis yang berkomitmen dan berani. Jamal menulis tentang rasa cinta terhadap negaranya dari sudut pandang martabat dan kebebasan manusia. Dia dihormati di negaranya, Timur Tengah, dan di seluruh dunia.

“Kami sangat bangga mempublikasikan tulisannya,” ujar Hiatt.

Analis menilai Khashoggi mungkin dianggap sangat berbahaya oleh kepemimpinan Saudi. Sebab, kritiknya terhadap keluarga dan kekuatan kerajaan luar biasa tajam hingga membuatnya diasingkan di Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement