Selasa 06 Nov 2018 14:43 WIB

Puluhan Ribu Warga Rusia di London Jadi Mata-Mata

Jumlah mata-mata dinilai telah melampaui tingkat saat perang dingin.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Mantan agen intelijen Rusia Sergey Skripal.
Foto: Kommersant/Yuri Senatorov via Reuters
Mantan agen intelijen Rusia Sergey Skripal.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah laporan baru yang diterbitkan lembaga think tank Henry Jackson Society menunjukkan ada 75 ribu mata-mata Rusia di London yang secara aktif membantu dinas rahasia Moskow. Jumlah tersebut setengah dari 150 ribu warga Rusia yang tinggal di ibu kota Inggris tersebut

Jumlah mata-mata saat ini telah jauh melampaui tingkat Perang Dingin. Oleg Gordievsky, kolonel Komite Keamanan Negara (KGB) Uni Soviet yang merupakan agen ganda untuk MI6, memperkirakan hanya ada 39 mata-mata Soviet pada 1985.

Laporan Henry Jackson Society itu juga memperkirakan, setengah diplomat di Kedutaan Besar Rusia secara aktif terlibat dalam pekerjaan intelijen. Mata-mata modern bisa menyamar menjadi salah satu staf yang bekerja di kedutaan, atau menggunakan identitas palsu untuk menjadi warga negara Inggris atau sebagai warga negara Rusia yang hidup secara terbuka di Inggris.

"Tugas utama bagi mata-mata Rusia adalah mengumpulkan individu-individu yang saat ini menduduki, atau sebelumnya menduduki, posisi atau kekuasaan yang berpengaruh, terutama mereka yang bertanggung jawab terkait urusan Rusia," kata laporan itu, dikutip The Telegraph.

"Kedutaan Besar Rusia di Kensington saat ini memiliki 56 staf diplomat. Sekitar setengahnya, menurut sumber pemerintah, diyakini terlibat dalam pekerjaan intelijen - baik yang mengakui maupun tidak," kata laporan tersebut.

Lembaga itu menyerukan kepada Pemerintah Inggris untuk melipatgandakan upayanya dalam memerangi ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia. Mereka juga meminta menteri untuk memeriksa apakah pemerintah harus mencabut akses ke parlemen Inggris bagi media yang bekerja dengan mata-mata Rusia.

Andrew Foxall, penulis laporan itu, mengatakan penelitian yang dilakukan lembaganya menyoroti kegiatan agen-agen intelijen Rusia yang bersembunyi di Inggris. Menurutnya, mata-mata Rusia tidak hanya terlibat dalam upaya percobaan pembunuhan mantan agen intelijen Rusia Sergey Skripal di Salisbury.

"Sebaliknya, mereka sibuk melakukan serangkaian tindakan aktif dari Rusia sebagai bagian dari upaya yang luas dan jahat untuk merusak masyarakat kita," kata Foxall.

“Sudah lama kebijakan keamanan Inggris didasarkan pada asumsi naif bahwa Rusia telah melepaskan pola pikir Perang Dinginnya. Laporan ini menunjukkan bahwa mata-mata Rusia sama beraninya seperti sebelumnya," kata dia.

Sir Richard Dearlove, mantan kepala MI6, mendukung laporan tersebut. Ia mengatakan, laporan ini mengingatkan bahwa aktivitas intelijen Rusia di Barat masih berskala besar dan mengganggu.

Menurut dia, Inggris perlu mencurahkan sumber daya dan keahlian yang signifikan untuk memantau dan menumpulkan ancaman ini terhadap keamanan nasional. "Seperti selama Perang Dingin, kemampuan kontra intelijen yang efektif tetap menjadi bagian penting dari komunitas intelijen dan keamanan kita sendiri."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement