Kamis 22 Nov 2018 14:14 WIB

Kasus Pengidap Disorientasi Gender di Inggris Bertambah

Sekitar 7.500 warga mengantre berkonsultasi tentang disorientasi gender.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nashih Nashrullah
Perayaan hari perempuan internasional setiap 8 Maret ingin mewujudkan kesetaraan gender.
Foto: AP Photo/Shizuo Kambayashi
Perayaan hari perempuan internasional setiap 8 Maret ingin mewujudkan kesetaraan gender.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Layanan Kesehatan Inggris (NHS) mengumumkan fenomena yang cukup mencengangkan dalam masyarakat modern. Jumlah orang yang mempertanyakan jenis kelaminnya dan mengidap gangguan identitas gender di negara tersebut kian bertambah.

Secara statistik, satu dari 50 orang di Inggris mempertanyakan jenis kelamin mereka sendiri. Hal yang menjadi masalah bagi NHS adalah kurangnya staf di klinik khusus untuk melayani pasien yang disinyalir mengidap disforia gender.

Dikutip dari mirror.co.uk, Saat ini, sekitar 7.500 orang menunggu janji pertama untuk berkonsultasi terkait kebingungan gender. Di seluruh London, tercatat peningkatan 240 persen rujukan ke klinik disforia gender selama lima tahun terakhir. 

Disforia gender adalah kondisi di mana seseorang mengalami rasa tertekan atau ketidaknyamanan terkait dirinya. Pengidapnya akan merasakan ketidakcocokan antara jenis kelamin biologis dengan identitas gender yang dimiliki.

Bagaimanapun, NHS menganggap mereka yang meminta bantuan amat membutuhkan dukungan dan perawatan. Para calon pasien pun tidak bisa beralih ke dokter umum yang juga tidak merasa mereka siap menghadapi kasus yang bukan spesialisasinya.

Dikutip dari laman Mirorr, usia rata-rata pasien yang dirujuk ke layanan disforia gender semakin menurun. Salah satu contoh, usia rata-rata pasien di klinik Nottingham pada 2014 adalah 30 tahun, tetapi sekarang menjadi 20 tahun.

Pasien yang berkonsultasi dan mendapat dukungan NHS pada usia yang lebih muda cenderung tidak melakukan operasi perubahan jenis kelamin. Namun, saat ini hanya sekitar 20 persen orang dewasa dan 40 persen remaja yang memutuskan untuk tidak melakukannya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement