Rabu 12 Dec 2018 06:13 WIB

2 Tewas dan 11 Luka Saat Penembakan di Pasar Natal Prancis

Pasar Natal ini adalah objek wisata tahunan yang menarik ratusan ribu orang.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Penembakan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Penembakan

REPUBLIKA.CO.ID, STRASBOURG -- Seorang pria bersenjata menewaskan sedikitnya dua jiwa dan melukai 11 orang di dekat pasar Natal di Kota Strasbourg, Prancis Selasa (11/12) waktu setempat. Menurut pejabat keamanan setempat, setelah melepaskan tembakan yang membuat dua jiwa tewas dan belasan luka, pelaku kemudian melarikan diri dari tempat kejadian.

Polisi memburu pelaku setelah pembunuhnya melepaskan tembakan sekitar pukul 19.00 waktu setempat. "Tentara yang merupakan bagian operasi anti-teror yang berpatroli di daerah itu kemudian saling tembak dengan pria bersenjata itu dan melukai dia. Tetapi tidak bisa menghentikannya melarikan diri dari tempat kejadian," kata sumber-sumber polisi seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (12/12).

Saksi mata yang enggan disebutkan namanya mengaku mendengar beberapa tembakan dan melihat orang-orang berlarian. "Salah satunya jatuh, saya tidak tahu apakah itu karena dia tersandung atau dia dipukul," kata saksi.

Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengatakan, penembak telah diidentifikasi dan memiliki latar belakang kriminal. Pasar Natal di Strasbourg adalah objek wisata tahunan yang menarik ratusan ribu orang.

Keamanan di Prancis telah ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir setelah serangkaian serangan di negara itu oleh kelompok bersenjata sejak 2015. Pasar Strasbourg dianggap sebagai target yang memungkinkan.

 

Pada 2016, seorang warga Tunisia berusia 23 tahun menewaskan 12 jiwa dan melukai 48 orang lainnya ketika dia menabrakkan truk ke Pasar Natal di Berlin dalam serangan yang diklaim dilakukan militan ISIS. Sebelumnya hampir 90 ribu polisi dikerahkan untuk mengantisipasi protes gerakan rompi kuning yang menyebabkan kekerasan di banyak kota.

Setelah kelompok militan meledakkan 130 orang di Paris, Prancis pada 13 November 2015, para pejabat anti-teror Prancis mengatakan fokus mereka telah bergeser. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement