Ahad 16 Dec 2018 09:01 WIB

Putin Menilai Musik Rap Bisa Merusak Budaya Rusia

Tema narkoba yang lazim dalam rap juga dianggap jalan menuju degradasi bangsa.

Rep: Santi Sopia / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Vladimir Putin
Foto: EPA/Sergei Chirikov
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Musik rap atau hip hop semakin berkembang popularitasnya di Rusia. Presiden Vladimir Putin mengumumkan tidak ada pelarangan terhadap musik rap, namun akan lebih megawasi perkembangannya di Rusia.

Dia meminta para pemimpin budaya setempat menyusun rencana untuk mengendalikan dan memimpin kembali sektor musik dalam negeri, Putin mengatakan "jika tidak mungkin untuk menghentikannya, maka kita harus memimpin dan mengarahkannya".

Putin menegaskan pelarangan penampilan musik rap yang umumnya berasal dari Amerika itu bukanlah solusi tepat. Cara efektif yaitu tidak lain kembali mengajak warga mencintai budaya negeri sendiri, termasuk musik.

Putin menyampaikan itu pada pertemuan St. Petersburg bersama para penasehat budaya, akhir pekan ini. "Upaya untuk melarang artis dari pertunjukan akan memiliki efek buruk dan meningkatkan popularitas mereka," kata Putin.

Putin mencatat bahwa rap atau hip hop didasarkan pada tiga pilar, di antaranya seks, obat-obatan dan protes. Tema narkoba yang lazim dalam rap juga dianggap jalan menuju degradasi bangsa.

Keinginan Putin ini disampaikan setelah banyak kejadian pelarangan pada konser rapper di Rusia. Bulan lalu, seorang rapper yang dikenal sebagai Husky, yang videonya telah mengumpulkan lebih dari 6 juta penayangan di YouTube, ditangkap setelah dia melakukan pertunjukan dadakan ketika acaranya ditutup di kota Krasnodar, Rusia selatan.

Rapper berusia 25 tahun, yang terkenal karena liriknya tentang kemiskinan, korupsi dan kebrutalan polisi, sedang mempersiapkan untuk naik ke panggung pada 21 November ketika jaksa lokal memperingatkan tempat itu bahwa tindakannya memiliki unsur-unsur dari apa yang mereka sebut "ekstremisme."

Husky naik ke mobil, dikelilingi oleh ratusan penggemar, dan meneriakkan “Saya akan menyanyikan musik saya, musik yang paling jujur!” ia meneriakkan itu sebelum dia dibawa pergi oleh polisi.

Pada 30 November, rapper Gone.Fludd mengumumkan dua pembatalan konser, sementara artis hip hop populer Allj membatalkan acaranya di kota Yakutsk Kutub Utara setelah menerima ancaman kekerasan.

Artis lain, seperti Monetochka dan band punk Friendzona termasuk di antara mereka yang membatalkan konser karena tekanan pihak berwenang, bulan lalu. Serangkaian kejadian itu yang dijadikan bahasan evaluasi dalam pidato Putin di St. Petersburg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement