Selasa 18 Dec 2018 18:32 WIB

Rusia Bangun Barak Baru di Pulau Sengketa dengan Jepang

Tokyo melayangkan protes diplomatik ke Rusia.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Bendera Rusia
Foto: forbes.com
Bendera Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Senin (17/12) mengatakan bahwa mereka telah membangun barak baru untuk pasukannya di pulau yang disengketakan dekat Jepang. Rusia akan membangun lebih banyak fasilitas untuk kendaraan lapis baja. Tindakan Rusia ini memicu protes diplomatik dari Tokyo.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya berencana untuk memindahkan pasukan ke dalam empat kompleks perumahan di dua dari empat pulau yang disengketakan. Pemindahan akan dilakukan pada pekan depan. Pulau itu dikenal sebagai Kuril Selatan di Rusia dan Wilayah Utara di Jepang.

Kementerian pertahanan Jepang mengatakan 3.500 tentara Rusia dikerahkan di dua pulau besar sebagai bagian dari pembangunan militer yang sedang berlangsung. Berita itu muncul setelah Kremlin mengatakan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan mengunjungi Rusia pada 21 Januari mendatang. Kunjungan itu sebagai upaya untuk meredakan perselisihan teritorial yang telah mencegah kedua negara menandatangani perjanjian damai Perang Dunia II.

Di Tokyo, Menteri Luar Negeri Taro Kono mengatakan pada konferensi pers reguler bahwa Jepang akan mengajukan protes. Jepang mengatakan pada Juli bahwa pihaknya telah meminta Rusia untuk mengurangi kegiatan militernya di pulau-pulau itu.

"Kami berencana mengajukan protes. Negosiasi yang akan datang adalah menyelesaikan masalah pulau dan mengakhiri perjanjian damai," kata Kono kepada wartawan. Menurutnya  Jepang akan dengan jelas menyatakan posisinya selama negosiasi.

Pasukan Soviet merebut empat pulau di akhir Perang Dunia Kedua. Moskow dan Tokyo mengklaim kedaulatan atas pulau-pulau itu. Para diplomat di kedua belah pihak telah melakukan pembicaraan tentang kemungkinan menghidupkan kembali rancangan perjanjian era Soviet. Mereka ingin mempertimbangkan untuk mengembalikan dua dari empat pulau sebagai bagian dari kesepakatan damai.

Presiden Vladimir Putin dan Abe telah mengadakan banyak pertemuan  untuk mencoba membuat kemajuan dalam masalah ini. Tokyo mengatakan pihaknya prihatin dengan pembangunan militer Rusia di pulau-pulau itu, yang termasuk pesawat tempur, pertahanan rudal dan  lainnya.

Moskow juga mengatakan pihaknya terganggu oleh peluncuran sistem rudal AS Aegis Ashore yang merupakan bagian dari rencana pertahanan baru Tokyo untuk melawan Cina, Korea Utara dan Rusia.

Para politisi Rusia khawatir bahwa Jepang  dapat menyebarkan fasilitas rudal AS di pulau-pulau itu jika terdapat pulau  yang dikembalikan ke Tokyo. Moskow hanya bisa menyetujui kesepakatan jika mendapat jaminan yang mengesampingkan skenario seperti itu. Sementara itu, Moskow memperkuat pulau-pulau.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada  Senin bahwa mereka ingin pasukan dan keluarga mereka pindah pada 25 Desember ke dua lokasi perumahan baru di pulau Iturup (Etorofu di Jepang). Selain itu, ada dua kompleks lain di pulau Kunashir (Kunashiri di Jepang).

Menurut kementerian itu, pasukan pindah ke dua fasilitas serupa tahun lalu dan tiga lagi barak direncanakan untuk 2019.

"Juga di kedua pulau kami memiliki fasilitas penyimpanan modern  untuk senjata dan kendaraan lapis baja," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. Rusia merencanakan lebih banyak fasilitas seperti itu di masa akan datang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement