Sabtu 22 Dec 2018 01:00 WIB

Norwegia-Swedia Sumbang 18,5 Juta Dolar AS untuk Palestina

Bantuan akan mendukung Otoritas Palestina melaksanakan reformasi sektor

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Bendera Palestina
Foto: AP
Bendera Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Norwegia dan Swedia menyumbangkan dana sebesar 18,5 juta dolar AS kepada the Palestinian Partnership for Infrastructure Development Multi-Donor Trust Fund (PID fund). PID dikelola oleh Bank Dunia.

Menurut Bank Dunia, dari 18,5 juta dolar AS yang disumbangkan ke PID, 10 juta di antaranya diberikan oleh Badan Kerja Sama Pembangunan Internasional Swedia. Sedangkan sisanya merupakan bantuan dari Kementerian Luar Negeri Norwegia.

“(Bantuan dana tersebut) akan mendukung Otoritas Palestina melaksanakan reformasi sektor dan meningkatkan kualitas serta keberlanjutan infrastruktur dalam sektor energi, air, dan layanan pemerintah lokal yang diberikan kepada warga Palestina,” kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Middle East Monitor pada Kamis (20/12).

Menurut Bank Dunia, dengan bantuan sebesar 18,5 juta dolar AS dari Norwegia dan Swedia, PID telah menghimpun dana sebesar 186,4 juta dolar AS. Dana itu terkumpul berkat bantuan dari sejumlah negara, antara lain Kroasia, Denmark, Finlandia, Prancis, Belanda, Portugal, dan Inggris.

PID dibentuk pada 2012 dengan tujuan meningkatkan cakupan, kualitas, dan keberlanjutan infrastruktur di wilayah Palestina. Hal itu dilakukan dengan memberikan dukungan keuangan dan teknis di sektor energi, air, serta pembangunan perkotaan.

Saat ini rakyat Palestina, terutama mereka yang berstatus sebagai pengungsi, membutuhkan dukungan besar dari komunitas internasional. Hal itu karena Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) tengah mengalami guncangan setelah AS memutuskan menghentikan pendanaannya untuk lembaga tersebut.

Keputusan AS dinilai akan berdampak pada kelangsungan hidup bagi sekitar 5 juta pengungsi Palestina. Sebab AS merupakan penyandang dana terbesar bagi UNRWA dengan kontribusi rata-rata 300 juta dolar per tahun.

UNRWA sedang berupaya menutupi defisit anggaran dengan meminta bantuan sejumlah negara, termasuk Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement