Senin 07 Jan 2019 14:53 WIB

Remaja 19 Tahun Diduga Penyebar Data Ratusan Politisi Jerman

Data ratusan politisi di Jerman disebarkan melalui media sosial.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Peretas (Ilustrasi)
Foto: VOA
Peretas (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kepolisian federal Jerman menggerebek dan menggeledah sebuah apartemen milik Jan Schuerlein di kota selatan Heibronn, Ahad (6/1). Schuerlein adalah seorang pemuda berusia 19 tahun yang saat ini berstatus sebagai saksi atas terjadinya penyebaran data pribadi milik ratusan politisi Jerman secara daring pekan lalu. 

"Polisi menggeledah apartemen dan sampah rumah tangga Jan Schuerlein yang saat ini diperlakukan sebagai saksi, dan mengambil perangkat teknis," kata stasiun televisi Jerman RBB, mengutip sumber-sumber keamanan. 

Menurut RBB, Schuerlein sebelumnya mengatakan melalui akun Twitter pribadinya bahwa dia menjalin kontak dengan "0rbit", sebuah akun Twitter yang kini telah ditutup otoritas Jerman. Akun 0rbit adalah sumber utama yang menyebar informasi pribadi ratusan politisi Jerman, termasuk milik Kanselir Angela Merkel. 

Schuerlein sempat mengunggah tangkapan layar yang memperlihatkan percakapannya dengan 0rbit. Dalam obrolan tersebut, dia mengatakan akan menghancurkan peralatan komputernya sendiri. 

Tersebarnya data pribadi milik ratusan politisi Jerman terjadi pada Jumat pekan lalu. Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengungkapkan, berdasarkan analisis awal, data pribadi milik ratusan politisi Jerman diperoleh melalui kesalahan penggunaan informasi login untuk layanan cloud, akun email, atau jejaring sosial. Kendati demikian, ia menyatakan belum ada bukti perangkat komputer milik majelis rendah Jerman atau pemerintah telah diretas. 

Dengan demikian, belum diketahui apakah tersebarnya data pribadi ratusan politisi Jerman itu merupakan sebuah kebocoran atau peretasan. Namun, kejadian tersebut telah membuat badan pertahanan siber Jerman mengadakan pertemuan darurat. 

Menurut lembaga penyiaran dan media Jerman, data yang disebar secara daring itu meliputi alamat, salinan kartu identitas, dan surat-surat pribadi. Nomor faks dan dua alamat email milik Merkel juga telah dipublikasikan. Namun Pemerintah Jerman mengklaim tak ada informasi atau data sensitif milik Merkel yang ikut tersebar.

Surat kabar Die Welt melaporkan, selain Merkel, data milik 410 anggota partai konservatif Jerman, 106 anggota Green Party, 230 anggota Social Democrat, 91 anggota partai kiri, dan 28 anggota Free Democrats turut terpublikasi secara daring. Kejadian itu disebut menjadi salah satu pelanggaran data yang pernah terjadi di Jerman. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement