Rabu 23 Jan 2019 14:47 WIB

Prancis-Jerman Ajak Indonesia Hadapi Isu Internasional

Isu internasional yang ingin ditangani di antaranya perubahan iklim.

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menandatangani perjanjian persahabatan.
Foto: AP Photo/Martin Meissner
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menandatangani perjanjian persahabatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pernyataan bersama mereka Duta Besar Prancis dan Jerman untuk Indonesia menyatakan keinginan mereka yang kuat untuk bertindak bersama Indonesia menangani isu internasional seperti perubahan iklim dan isu lain yang dibicarakan dalam pertemuan G-20. Pernyataan bersama ini untuk menanggapi perjanjian baru Jerman-Prancis yang ditandatangani pada 22 Januari 2019 lalu di Aachen, Jerman.

"Melalui perjanjian baru ini, Prancis dan Jerman menegaskan kembali komitmen untuk lebih memperkuat ekonomi mereka. Kedua negara kami memiliki keterikatan mendalam dengan pasar terbuka, multilateralisme, dan kebijakan perdagangan Uni Eropa yang ambisius," kata Duta Besar Prancis dan Jerman dalam pernyataan bersama mereka, yang diterima Republika.co.id, Rabu (23/1).

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel menandatangani perjanjian baru tersebut tepat pada hari peringatan ke-56 tahun "Traktat Élysee". Traktat Elysee adalah perjanjian bersejarah yang ditanda tangani Presiden Republik Prancis Charles de Gaulle dan Kanselir Republik Federal Jerman Konrad Adenauer pada 22 Januari 1963. 

Traktat Élysée itu bertujuan untuk mencapai rekonsiliasi antara kedua negara. Dalam surat pernyataan mereka Duta besar Prancis dan Jerman menjelaskan traktat tersebut bertujuan untuk meningkatkan kerja sama Jerman dan Prancis di bidang hubungan internasional, pertahanan, dan pendidikan. Sejak saat itu kesepakatan tersebut menjadi simbol Prancis dan Jerman.

"Traktat Aachen yang baru ini berambisi mendorong konvergensi ekonomi, sosial dan fiskal antara kedua negara; mendukung dan memfasilitasi pembelajaran bahasa satu sama lain. Di kancah internasional, kesepakatan tersebut punya ambisi untuk memperkuat kerja sama Prancis-Jerman dalam kebijakan luar negeri mereka, dan di bidang keamanan serta pertahanan," kata duta besar Prancis dan Jerman dalam pernyataan mereka.

Mereka menjelaskan Jerman dan Prancis berkomitmen memanfaatkan kehadiran mereka di Dewan Keamanan PBB pada 2019-2020 untuk membuat prakarsa-prakarsa bersama, termasuk di bidang pencegahan konflik, dan untuk meningkatkan koordinasi Uni Eropa dalam urusan yang berhubungan dengan PBB. Kedua negara itu mengajak Indonesia sebagai anggota Dewan Keamanan PBB untuk senantiasa menjaga perdamaian dunia. 

"Maret mendatang, Prancis akan memimpin Dewan Keamanan. Kedudukannya kemudian akan digantikan oleh Jerman pada bulan April, dan oleh Indonesia pada bulan Mei. Oleh karena itu, ini merupakan peluang besar bagi ketiga negara tersebut untuk mendorong dialog mereka di kancah internasional, selama mereka mengemban tanggung jawab utama dalam memastikan perdamaian dan keamanan di seluruh dunia," kata Duta Besar Prancis dan Jerman untuk Indonesia.

Mereka menjelaskan kini Prancis dan Jerman memiliki ambisi yang sama bagi proyek pembangunan Eropa yaitu Eropa yang demokratis, berdaulat, dan bersatu tapi juga kompetitif. Prancis dan Jerman ingin Eropa menjadi basis kemakmuran dan  mempertahankan model ekonomi dan sosial, serta keanekaragaman budayanya. 

"(Menjadi) Eropa yang mempromosikan masyarakat terbuka, berdasarkan nilai-nilai bersama yang menjunjung tinggi pluralisme, solidaritas, dan keadilan; Eropa yang siap untuk menegaskan peran globalnya dalam mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional," ujar pernyataan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement