Rabu 14 Mar 2018 00:17 WIB

Uni Eropa Dukung London Tuntut Penjelasan Rusia

PM Inggris beri tenggat Putin untuk jelaskan penyerangan intelijen Rusia.

Red: Nur Aini
Perdana Menteri Inggris Theresa May
Foto: Richard Pohle/Pool via AP Photo
Perdana Menteri Inggris Theresa May

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Uni Eropa mengatakan akan mendukung Inggris untuk menyelidiki percobaan pembunuhan terhadap seorang mantan mata-mata Rusia di Inggris.

Badan eksekutif Uni Eropa meminta pemimpin negara kelompok itu memanfaatkan pertemuan puncak mereka minggu depan untuk menunjukkan kesetia-kawanan kepada Perdana Menteri Inggris Theresa May. Uni Eropa juga akan menggalang upaya bersama untuk menghukum pihak yang harus bertanggung jawab.

Inggris memberi tenggat hingga Selasa tengah malam kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjelaskan bagaimana racun saraf, yang dikembangkan Uni Soviet, bisa sampai digunakan untuk menyerang seorang mantan agen ganda Rusia. Agen ini juga memasok informasi rahasia kepada intelijen Inggris.

Juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan dalam tanggapan melalui surat elektronik bahwa penggunaan bahan kimia kelas militer dalam upaya pembunuhan di wilayah Kerajaan Inggris, yang mengancam warga, adalah kejadian "mengejutkan".

"Kami berdiri bersama Kerajaan Inggris dalam upaya mengadili kasus ini dan siap memberikan dukungan jika diperlukan," katanya.

Secara terpisah, wakil kepala Komisi Eropa mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa Uni Eropa memiliki tugas untuk berdiri berdampingan dengan Inggris. Mereka meminta 27 pemimpin negara Uni Eropa lainnya untuk menjelaskan posisi itu ketika mereka bertemu dengan PM May pada pertemuan puncak berkala Uni Eropa di Brussel pekan depan.

Pertemuan puncak itu antara lain akan membahas pemisahan Inggris dari Uni Eropa yang akan segera terjadi. Wakil presiden pertama Komisi Eropa itu juga mengatakan bahwa Uni Eropa harus bekerja sama untuk memberikan hukuman terhadap pelakunya berdasarkan atas Konvensi Senjata Kimia, yang diawasi lembaga yang berpusat di Denhaag, OPCW.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement