Rabu 14 Mar 2018 13:45 WIB

Pengkritik Putin Ditemukan Meninggal tak Wajar di London

Polisi Metropolitan London mengatakan penyebab kematian tidak dapat dijelaskan.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nidia Zuraya
Police line
Foto: Wikipedia
Police line

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang kritikus Rusia yang diasingkan di London, Nikolai Glushkov, meninggal dunia. Kematian teman dekat oligarki Rusia Boris Berezovsky itu terjadi sepekan setelah mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan keracunan di Salisbury, Inggris.

Polisi Metropolitan di London mengatakan penyebab kematian tidak dapat dijelaskan. Layanan ambulans London langsung menghubungi polisi setelah dipangggil ke rumah di kawasan New Malden, lokasi Gluskhov ditemukan tewas.

Ketika media Inggris mulai melaporkan kematian Glushkov, polisi mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi setelah kematian seorang pria berusia  60-an di daerah Kingston.

Kasus kematian Glushkov saat ini diperlakukan sebagai hal yang tidak bisa dijelaskan. "Komando Kontra terorisme Polisi Metropolitan akan memimpin penyelidikan tersebut sebagai tindakan pencegahan," ujar pernyataan polisi, dilaporkan NPR, Rabu (14/3).

Polisi meyakini bahwa pihaknya mengetahui identitas pria tersebut, dan keluarganya telah diberitahu. Namun petugas masih menunggu identifikasi formal.

Glushkov adalah teman dekat Boris Berezovsky yang merupakan seorang kritikus terkemuka Kremlin. Kritikus Presiden Vladimir Putin itu ditemukan tak bernyawa pada 2013.

Pada saat itu penyelidikan menemukan bahwa dia telah bunuh diri dengan menggantung dirinya sendiri. Namun Glushkov secara terbuka memperdebatkan temuan bahwarekan dan mantan sekutu bisnisnya tersebut telah bunuh diri.

Sementara kematian Sergei Skripal dan Yulia ditengarai oleh pejabat Inggris sebagai korban gas saraf yang direkayasa oleh Rusia. Keduanya masih tetap dalam kondisi kritis.

Perdana Menteri Inggris Theresa May telah meminta jawaban dari Rusia tentang bagaimana gas saraf Novichok yang mematikan itu digunakan di tanah Inggris. Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya kaitan dengan kejadian di Salisbury, kata polisi, saat mereka melaporkan penyelidikan atas kematian Glushkov.

Dari kasus Skripal, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan, "penggunaan agen saraf ini akan mewakili penggunaan pertama agen saraf dibenua Eropa sejak Perang Dunia Kedua."

Pejabat Rusia telah menolak gagasan bahwa pemerintah mereka bertanggung jawab atas serangan terhadap Skripal. Pada Selasa (13/3), Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan bahwa klaim tersebut tidak masuk akal.

Namun, keracunan dan serangkaian kematian yang tidak dapat dijelaskan telah memunculkan kembali dugaan tentang banyak hal yang dilihat sebagai pola orang-orang Rusia yang bertentangan dengan Kremlin dan kemudian meninggal dalam keadaan mencurigakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement