Kamis 13 Sep 2018 18:38 WIB

Putin: Utang AS Capai 20 Triliun Dolar, Apa Berikutnya?

Putin menerapkan diversifikasi mata uang dalam cadangan devisa.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Vladimir Putin
Foto: EPA/Alexey Nikolsky
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, VLADIOSTOK -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, ada kecenderungan di antara negara-negara dunia untuk mengurangi dolar dalam transaksi pembayaran internasional. Negara-negara memiliki keinginan untuk berdagang dalam mata uang nasional negara sendiri.

"Kecenderungan ini tepat demi keberlanjutan sistem keuangan untuk pengembangan penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan bilateral. Kami akan bergerak ke arah ini secara bertahap," ujar Presiden Putin dalam Forum Ekonomi Timur di Vladivostok seperti dikutip laman Russia Today, Kamis (13/9).

Putin mencatat, terdapat risiko dalam pembayaran menggunakan mata uang nasional, namun hal itu dapat diminimalkan. Untuk meminimalkan risiko, perlu dilakukan diversifikasi.

Menurut Putin, dolar Amerika Serikat (AS) juga merupakan alat keuangan yang memiliki risiko tinggi. Sebab, utang luar negeri AS mencapai 20 triliun dolar AS.

"Apa berikutnya? Siapa yang tahu?," kata Putin.

Putin mengatakan, Rusia melakukan diversifikasi cadangan devisa dan utang publik, guna menciptakan stabilitas sistem keuangan negara.

Rusia telah memangkas surat utang AS dalam beberapa waktu terakhir. Data terbaru dari Departemen Keuangan AS menunjukkan, surat utang Paman Sam yang dipegang Rusia hanya mencapa 14,9 miliar dolar AS atau terendah dalam 11 tahun terakhir.

Sementara itu, kepemilikan emas Rusia terus meningkat, dengan membawa bagiannya dari logam mulia ke tingkat tertinggi dalam hampir dua dekade sebanyak hampir 2.200 ton.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement