Selasa 09 Oct 2018 16:05 WIB

Kim Jong-un Undang Paus Fransiskus ke Pyongyang

Presiden Moon dijadwalkan akan mengunjungi Vatikan pada 17-18 Oktober mendatang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Paus Francis
Foto: ap
Paus Francis

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un telah mengundang Paus Fransiskus untuk mengunjungi Pyongyang. Hal itu diungkapkan juru bicara Kepresidenan Korea Selatan (Korsel) Kim Eui-kyeom.

“Pemimpin Kim (Jong-un) mengatakan dia akan dengan senang hati menyambut Paus jika dia mengunjungi Pyongyang,” kata Kim Eui-kyeom pada Selasa (9/10), dilaporkan laman Yonhap.

Kim Eui-kyeom mengumumkan, Presiden Korsel Moon Jae-in dijadwalkan melakukan perjalanan ke Eropa pekan depan. Moon direncanakan mengunjungi Vatikan pada 17 dan 18 Oktober.

"Pada pertemuan mereka, Presiden Moon akan mencari dukungan Paus Fransiskus untuk mendorong perdamaian di Semenanjung Korea dan mendiskusikan cara-cara di masa depan untuk bekerja sama dengan Vatikan,” ungkap Kim Eui-kyeom.

Selain itu, Moon juga diharapkan menyampaikan pesan dari Kim Jong-un kepada Paus Fransiskus, yakni perihal undangan untuk mengunjungi Pyongyang. Dalam beberapa bulan terakhir, Paus Fransiskus telah menyatakan dukungannya terhadap reunifikasi Korea.

Paus Fransiskus pun memuji pertemuan antara Moon Jae-in dan Kim Jong-un dalam Konferensi Tingkat Tinggi Antar-Korea di Panmunjeoum pada April lalu. Ia memandang peristiwa tersebut sebagai langkah berani kedua pemimpin untuk mewujudkan persatuan antar-Korea.

Baca juga, Kim Jong-un Izinkan Internasional Periksa Nuklir Korut.

Moon dan Kim telah bertemu kembali pada September di Pyongyang. Terdapat dua hal utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut, yakni tentang proses denuklirisasi dan rencana penyelenggaraan KTT Amerika Serikat (AS)-Korut yang kedua.

Perihal denuklirisasi, Moon mengatakan Korut telah setuju untuk mengambil langkah-langkah lanjutan guna menciptakan kawasan Semenanjung Korea yang bebas senjata nuklir. Tak hanya itu, Pyongyang pun sepakat untuk menutup fasilitas pengujian rudalnya di Dongchan-ri.

Kesediaan Korut melakukan hal itu menjadi indikasi bahwa mereka siap melanjutkan pembicaraan dengan AS. Pembahasan denuklirisasi antara Korut dan AS memang terhenti setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan kunjungannya ke negara tersebut.

Moon menilai, dialog antara Korut dan AS memiliki peran penting untuk proses denuklirisasi Semenanjung Korea. “Saya berharap pembicaraan antara Korut dan AS segera dilanjutkan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement