Rabu 05 Dec 2018 14:22 WIB

Delegasi Houthi dan Yaman Negosiasi Perdamaian di Swedia

Utusan Khusus PBB, Martin Griffiths membujuk dua pihak untuk bernegosiasi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Gerilyawan Houthi di Yaman.
Foto: AP/Hani Mohammed
Gerilyawan Houthi di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallström mengofirmasi delegasi masing-masing pihak yang akan menggelar pembicaraan damai perang di Yaman sudah tiba di negaranya. Para delegasi tersebut rencananya mulai melakukan pembicaraan pada pekan ini.

"Delegasi Houthi sudah tiba di Swedia, bersama dengan Utusan Khusus PBB, Swedia dan Kuwait dalam pembicaraan yang sudah direncanakan tentang Yaman," kata Wallström di akun media sosial Twitter seperti dilansir dari Voice of America, Rabu (5/12).

Wallström mengatakan ia berharap pembicaraan tersebut dapat segera dilakukan. Hal itu karena pembicaraan ini sangat mendesak sebagai langkah awal mengakhiri konflik berdarah di Yaman.

Utusan Khusus PBB di Yaman, Martin Griffiths telah melakukan pertemuan diplomatik intensif untuk membujuk militan Houthi yang didukung Iran dan pemerintahan Yaman yang didukung Arab Saudi untuk bertemu membicarakan negosiasi serius mengakhiri peperangan yang telah menewaskan puluhan ribu orang. Akibat perang tersebut, Yaman juga mengalami krisis kemanusiaan di mana jutaan orang terancam meninggal dunia karena kelaparan.

"Kini kami berharap pembicaraan yang dipimpin PBB bisa dimulai pada pekan ini, pertemuan ini tentu signifikan, dalam pertemuan ini untuk pertama kalinya dalam dua tahun, kedua belah pihak bertemu," kata Deputi Duta Besar Swedia untuk PBB Carl Skau di New York.

Upaya Griffiths untuk mempertemukan kedua belah pihak di Jeneva pada September lalu berakhir dengan kegagalan. Houthi menolak menghadiri pembicaraan tersebut. Sebelumnya, kedua belah pihak pernah bertemu selama beberapa pekan untuk bernegosiasi di Kuwait pada 2016, tapi pertemuan tersebut tidak menghasilkan apa-apa.

Skau tidak bisa mengonfirmasi di mana lokasi pertemuan itu dilakukan. Ia hanya dapat mengatakan mereka akan bertemu di dekat ibu kota Swedia, Stockholm. Setelah beberapa kali pertemuan semacam itu gagal menghasilkan perdamaian para pengamat mulai berhati-hati.

"Kami tidak memiliki ilusi proses ini akan berjalan dengan mudah, tapi kami menyambut baik langkah awal yang dibutuhkan dan penting ini, perdamaian, kemakmuran dan keamanan bisa terjadi di cakrawala, dan pembicaraan yang dinantikan ini memiliki peluang menjadi lembaran baru dalam sejarah Yaman," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert.

Pada Senin (3/12), pesawat milik PBB membawa 50 militan Houthi yang terluka dari Sana'a ke ibu kota Oman, Muscat. Mereka mendapatkan perawatan medis yang memadai di sana. Evakuasi itu diurus oleh Griffiths sebagai upaya membangun kepercayaan untuk memulai pembicaraan perdamaian dan hal itu disepakati koalisi yang dipimpin Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement