Sabtu 08 Dec 2018 17:30 WIB

Polisi Prancis Tangkap 317 Demonstran Rompi Kuning

Lebih dari 89 ribu personel kepolisian telah dikerahkan ke seluruh Prancis.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Demonstran rompi kuning Prancis.
Foto: AP
Demonstran rompi kuning Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepolisian Prancis menangkap setidaknya 317 demonstran rompi kuning pada Sabtu (8/12) pagi waktu setempat. Gelombang protes diperkirakan masih terus berlanjut.

Menurut keterangan yang dirilis kepolisian, dari keseluruhan demonstran yang ditangkap, 32 di antaranya telah ditahan. Kendati demikian, aksi demonstrasi diprediksi masih akan berlangsung.

Lebih dari 89 ribu personel kepolisian telah dikerahkan ke seluruh Prancis. Delapan ribu di antaranya disiagakan di Paris, lokasi para demonstran melakukan aksi pembakaran mobil dan penjarahan terhadap toko, restoran, butik, dan unit bisnis lainnya. Mereka juga sempat terlibat bentrokan dengan aparat pekan lalu.

Mengingat aksi protes masih terus berlangsung, kepolisian Paris telah mengimbau museum dan toko-toko, terutama yang berada di jalur Champ-Elysees, agar tak beroperasi. Polisi juga meminta pertandingan sepak bola antara klub Paris Saint-Germain dan Montpellier FC ditunda.

Baca juga, Demonstran Rompi Kuning: Ada Ketidakadilan Sosial di Prancis.

Sejak November lalu, gelombang demonstrasi melanda Prancis. Massa memprotes kebijakan pemerintahan Presiden Emmanuel Macron yang menaikkan pajak dan harga bahan bakar.

Seiring berjalannya waktu, aksi demonstrasi kian meluas dan menghimpun lebih banyak massa. Menurut jajak pendapat, aksi itu didukung tiga perempat publik Prancis.

Merebaknya demonstrasi, ditambah dengan kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di Paris, memaksa pemerintan Macron membatalkan kenaikan pajak dan harga bahan bakar. "Gerakan itu telah melahirkan seorang monster," ujar Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner pada Jumat (7/12), dikutip laman DW.

Namun saat ini tuntutan massa telah bertambah. Mereka turut meminta pemerintah menaikkan jatah pensiunan pegawai, meningkatkan upah minimum, pemulihan pajak kekayaan, serta pencabutan pajak lainnya.

Tuntutan massa itu menjadi tantangan baru bagi pemerintahan Macron. Sebab sejak demonstrasi rompi kuning mulai merebak, popularitas Macron telah terhempas ke level terendah.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement