Ahad 30 Dec 2018 08:29 WIB

Mendag Inggris: Ada Kemungkinan Brexit Dihentikan

Masih ada tiga bulan lagi sebelum Inggris keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret 2019

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Inggris Theresa May telah menandatangani surat pengaktifan Pasal 50 Uni Eropa pada Selasa (28/3). Hal ini menandakan Inggris telah memulai proses hengkangnya dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah Brexit.
Foto: Christopher Furlong/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Inggris Theresa May telah menandatangani surat pengaktifan Pasal 50 Uni Eropa pada Selasa (28/3). Hal ini menandakan Inggris telah memulai proses hengkangnya dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah Brexit.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Perdagangan (Mendag) Inggris Liam Fox mengatakan ada kemungkinan Brexit akan dihentikan. Brexit dapat terjadi jika parlemen menolak kesepakatan dengan Uni Eropa pada bulan depan. 

"Jika kami tidak memilih untuk kesepakatan itu, saya tidak yakin saya akan mempertaruhkan (Brexit) lebih dari 50 persen,"  kata Fox, kepada surat kabar Inggris, Sunday Times, Ahad (30/12).

Masih ada tiga bulan lagi sebelum Inggris keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret. Kesepakatan Brexit masih tarik-ulur antara pemerintah dengan parlemen. Membuka berbagai kemungkinan dari Brexit tanpa kesepakatan dagang sampai pembatalan.

Pada awal bulan ini, May berencana menggelar pemungutan suara setelah mengakui parlemen akan menolak kesepakatan yang ia ajukan kepada Uni Eropa. Anggota parlemen Inggris akan mulai melakukan pemungutan suara pada 14 Januari 2019.

Pekan lalu Pemerintah Inggris mulai meningkatkan persiapan Brexit akan berlangsung tanpa adanya kesepakatan. Persiapan ini dilakukan setelah semakin meluasnya kritik atas kesepakatan Brexit Perdana Menteri Inggris Theresa May.

Dalam rapat kabinet pekan lalu, Selasa (18/12) para menteri Inggris sepakat untuk memberikan anggaran sebesar 2 miliar poundsterling kepada departemen-departemen pemerintah. Anggaran itu digunakan untuk bersiap menghadapi Brexit tanpa kesepakatan sama sekali.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement